Ahli Wabah UI: PSBB Perlambat Penularan Corona

20 September 2020 19:54 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kebersihan membersihkan meja di mall Senayan City, Jakarta. Foto: Muhammad Adimaja/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kebersihan membersihkan meja di mall Senayan City, Jakarta. Foto: Muhammad Adimaja/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB masih diterapkan di sebagian wilayah dengan kasus penularan virus corona yang cukup masif, salah satunya di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Epidemiologi Universitas Indonesia, dr Iwan Ariawan, dalam webinar nasional ‘Startegi Menurunkan COVID-19, Menaikkan Ekonomi’ menjelaskan manfaat penerapan PSBB.
Menurut dia, penerapan PSBB bukan hanya berdampak pada sektor ekonomi saja. Tapi, ada manfaatnya, yakni memperlambat penularan virus corona.
“Kita lakukan PSBB, kurva kita melambat. Jadi sebetulnya, kalau kita lihat PSBB yang lalu tuh manfaatnya banyak, karena kalau secara risiko, kita sudah menurunkan risiko penduduk Indonesia untuk terinfeksi COVID setengahnya, banyak manfaatnya PSBB dulu,” kata Iwan, Minggu (20/9).
Iwan kemudian memberi contoh saat penerapan PSBB di Jakarta di bulan April dan Mei, kasus penularan virus corona sempat landai. Artinya, tak menunjukkan lonjakan tinggi saat masa PSBB transisi diberlakukan.
“Jadi, apakah PSBB bermanfaat dari pengalaman kita? bermanfaat untuk mengendalikan epidemi ini. Tapi kita ambil studi kasus Jakarta. ini saat PSBB, April-Mei. ini kasusnya, jumlah kasusnya landai, ini yang biru menggambarkan kesuksesan PSBB, artinya berapa persen penduduk yang di rumah saja,” ucap Iwan.
ADVERTISEMENT
Mengenai penularan di Jakarta, Iwan mengatakan setelah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerapkan PSBB masa transisi, kasus penularan virus corona kembali naik. Itu disebabkan banyaknya warga yang kembali beraktivitas di luar rumah.
“Akibatnya, epideminya lumayan terkendali saat PSBB. Juni, Gubernur Jakarta memutuskan untuk PSBB transisi apa yang terjadi? Penduduk bergerak, tapi sebelumnya pun sudah bergerak, penduduk semakin banyak bergerak, jadi yang di dalam rumah semakin sedikit di rumah saja, kasusnya naik. Begitupun PSBB dilonggarkan, kasus naik,” kata dia.
Paparan Epidemiolog UI, dr Iwan Ariawan. Foto: Youtube/Tribun Borneo
Menurut dia, penerapan PSBB di satu sisi menjadi hal yang dilema. Namun, jika tak diberlakukan kurva kenaikan kasus positif tentu akan terus naik.
“Jadi gimana? Apakah harus kasusnya naik PSBB terus? Ekonomi akan hancur sekarang kita lihat, kalau kita analisis lebih teliti, pada saat di rumah 60 persenan, kasus COVID di Jakarta itu segitu aja tiap hari, stabil,” terangnya.
ADVERTISEMENT
“Begitu lebih dari setengah orang keluar rumah, kasusnya meningkat drastis. Nah, jadi kita lihat bahwa semakin banyak penduduk bergerak, semakin banyak ekonomi bergerak, ini kasus COVID semakin banyak, jadi bingung, kan gimana yang mana yang mau didahulukan,” tutupnya.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.