Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
AHY: SBY Hati-Hati Bicara di Medsos, tapi Intens Beri Masukan ke Prabowo
13 April 2025 19:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), memilih lebih hemat dalam berbicara di ruang publik, termasuk di media sosial. Meski demikian, SBY tetap sering memberikan masukan ke pemerintahan Prabowo Subianto.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan putra SBY sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat juga Menko Bidang Infrastuktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
“Yang dimaksudkan oleh Pak SBY lebih hemat berbicara apalagi menyampaikan statement secara publik. Mengapa? Karena beliau sangat menghormati Bapak Presiden Prabowo Subianto,” kata AHY dalam acara Yudhoyono Institute di Sahid, Jakarta Selatan, Minggu (13/4).
Menurut AHY, SBY paham betul tantangan besar yang dihadapi seorang presiden, apalagi dalam situasi global yang penuh ketidakpastian. Misalnya karena Perang Tarif yang dilontarkan Presiden AS Donald Trump hingga situasi perang Ukraina vs RS dan penyerangan Israel ke Gaza, Palestina.
“Siapa pun yang sedang mengemban amanah, apalagi sebagai presiden, tentu tidak banyak yang bisa berempati. Karena ada berapa yang pernah menjadi presiden. Salah satunya Pak SBY tahu persis bahwa tidak mudah memimpin negeri sebesar Indonesia di tengah-tengah badai dan tantangan global,” lanjut AHY.
ADVERTISEMENT
Meski tak banyak berbicara di depan publik, AHY menegaskan SBY secara reguler tetap memberi masukan langsung kepada Presiden Prabowo. Sebab, SBY sebagai pendiri Demokrat sekaligus sahabat, pasti akan mendukung Prabowo.
“Beliau yang diam lebih banyak memberikan masukan. Saya tahu persis beliau reguler cukup sering memberikan masukan-masukan kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto. Tentunya ini sebagai bentuk komitmen secara moral yang disampaikan sejak awal,” ucapnya.
SBY: Hati-Hati, Tidak Tweet Sembarangan
Dalam kesempatan yang sama, SBY bercerita soal kehati-hatian dalam menyampaikan pendapat di media sosial, terutama saat Indonesia menghadapi tekanan global, termasuk dari AS.
“Tetapi malam hari saya terganggu dengan apa maraknya, betapa sulitnya dunia saat ini. Lantaran materi intensif yang disebut dengan perang balas membalas satu sama lain, termasuk berita bahwa Indonesia juga dikenakan tarif sebesar 32% (dari AS) di tengah malam,” tutur SBY.
ADVERTISEMENT
Saat itu, SBY mengaku sempat terpikir untuk menulis dan menyampaikan pendapatnya di media sosial. Namun, ia akhirnya memutuskan tidak membuat tweet sembarangan.
“Saya memanggil staf saya, Kolonel Tumpang, 'saya ingin menulis sesuatu.’ Tidak akan saya lebih. Tidak akan saya lepas dalam bentuk tweet karena saya tahu sebagai seorang yang pernah memimpin negeri ini saya harus hemat bicara dan berhati-hati dalam bicara,” jelasnya.
SBY menyusun tujuh poin sebagai respons terhadap kebijakan Presiden AS saat itu, Donald Trump, dan menyerahkannya secara hati-hati.
“Saya akan memastikan setiap yang saya sampaikan politically correct dan itu bagi saya etika. Ditulislah 7 butir bagaimana sebaiknya Indonesia menyikapi yang baru saja disampaikan oleh Presiden Donald Trump,” ujar SBY.
ADVERTISEMENT
Beberapa hari kemudian, SBY merasa bersyukur karena kebijakan pemerintah Indonesia sejalan dengan pikirannya.
“Saya bersyukur karena yang dijelaskan oleh para menteri Indonesia, tentu termasuk Presiden Prabowo Subianto, yang saya dapatkan dari berbagai sumber, itu boleh dikatakan 80% sama dengan apa yang saya pikirkan dan kalau bisa saya rekomendasikan kepada pemerintah Indonesia,” katanya.
SBY menegaskan pentingnya sikap rasional dalam menyikapi dinamika global, dan bahwa dukungan terhadap pemerintah bisa disampaikan dengan bijak.
“Oleh karena itu saya melepas tweet hanya beberapa butir tweet yang merupakan dukungan saya kepada pemerintah Indonesia a,b, c karena saya pandang tepat kemudian juga bertepatan dengan gonjang-ganjing pasar modal dan pasar valuta asing,” tutup SBY.