Aktivitas Vulkanik Tinggi, Status Gunung Anak Krakatau Masih Waspada

21 Oktober 2019 12:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lava pijar dari Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda, Kalianda, Lampung Selatan, Kamis (19/7). Foto: AFP PHOTO / FERDI AWED
zoom-in-whitePerbesar
Lava pijar dari Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda, Kalianda, Lampung Selatan, Kamis (19/7). Foto: AFP PHOTO / FERDI AWED
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gunung Anak Krakatau telah diturunkan statusnya dari level III siaga menjadi level II waspada. Meski demikian, aktivitas vulkanik di gunung tersebut dipastikan cenderung fluktuatif dan relatif masih tinggi.
ADVERTISEMENT
Dari hasil pengamatan dan analisis data visual, Kepala PVMBG Badan Geologi, Kasbani, memastikan status Gunung Anak Krakatau masih berada pada level II waspada. Menurut dia, pihaknya terus berupaya mengevaluasi untuk mengantisipasi potensi-potensi ancaman.
"Tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau dinilai masih berada pada level II waspada," kata dia di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (21/10).
Gambar dari udara kondisi Anak Gunung Krakatau. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
Secara visual, Kasbani menyebut, masih terjadi erupsi di Gunung Anak Krakatau dengan tanda berupa kolom abu warna putih kelabu dan tebal yang memiliki ketinggian 100 hingga 300 meter dari dasar kawah.
Saat tidak terjadi erupsi, teramati hembusan asap putih tebal dengan ketinggian 25 hingga 200 meter dari dasar kawah.
"Secara visual erupsi masih terjadi menghasilkan kolom abu berwarna putih-kelabu tebal tinggi lebih kurang 100 hingga 300 meter dari dasar kawah," ucap dia.
Gunung Anak Krakatau Muntahkan Abu Vulkanik. Foto: ANTARA FOTO/Atet Dwi Pramadia
Sementara itu, lanjut Kasbani, terjadi pula aktivitas berupa gempa letusan ataupun getaran tremor selama rentang waktu 1 hingga 20 Oktober. Hal tersebut, kata dia, menunjukkan masih adanya aktivitas vulkanik dan pelepasan fluida ke permukaan.
ADVERTISEMENT
"Data deformasi dengan tiltmeter secara umum menunjukkan berfluktuasi berkaitan dengan sumber tekanan di permukaan yaitu berupa terjadinya pelepasan gas atau letusan kecil pada periode 12 hingga 20 Oktober ini cenderung mengalami kenaikan (inflasi). Letusan yang terjadi masih terbatas pada letusan freatik dan surtseyan," lanjut dia.
Dengan demikian, Kasbani masyarakat perlu mewaspadai terjadinya erupsi Gunung Anak Krakatau dengan intensitas kecil. Masyarakat, kata dia, direkomendasikan agar tidak berada pada radius 2 kilometer dari kawah aktif.
"Direkomendasikan masyarakat atau pengunjung tidak beraktivitas atau mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius 2 kilometer," tandas dia.