Akui Pernah Plagiat, Afi Nihaya Minta Maaf

3 Juni 2017 16:28 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Afi Nihaya di Kampus UGM. (Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah)
Isu plagiarisme terkait tulisan-tulisan yang Afi unggah melalui akun Facebooknya memang tengah hangat dibicarakan oleh masyarakat. Banyak pihak lantas menyudutkan Afi.
ADVERTISEMENT
Afi melalui akun Facebooknya mengakui tindakan plagiatnya dan meminta maaf. Afi mengunggah permintaan maaf dibalut curahan hatinya.
Pesan tersebut ia unggah hari ini (3/6) dan direspons begitu cepat oleh para followers-nya.
Pemilik akun Facebook Mita Handayani yang namanya disebut sebagai orang yang tulisannya diplagiat oleh Afi sebetulnya tak permasalahkan tulisannya ‘dicontek’. Bahkan, ia tak ingin isu ini semakin melebar. Hanya saja, dunia sudah begitu cepat bergerak, sehingga isu yang niatnya ingin ditutup rapat itu akhirnya tetap tersuar. [Baca Juga: Tulisannya Diplagiat Afi, Mita Tidak Ambil Pusing]
Namun, setidaknya Afi punya kesadaran dan keberanian untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf.
ADVERTISEMENT
Mohon dimaafkan, ya?
Berikut tulisan lengkap Afi soal permintaan maafnya:
"Ayah tahu kamu hanya berusaha untuk melakukan banyak hal pada orang lain, seperti nama yang ayah berikan padamu: inayah", begitulah ayahku memulai percakapan kemarin.
"Tapi jika kamu malah menerima 'kehancuran' sebagai balasan atas semua hal yang selama ini sudah kamu lakukan, maka berhentilah. Biarkan saja. Apa yang bisa kamu harapkan lagi ketika ketulusan dan kepedulianmu ramai-ramai diludahi?"
.Seketika tangisku pecah.
Aku sendiri tahan dibully dan dicaci maki, tapi ketika orangtuaku mengetahuinya, mereka adalah orang pertama yang paling terluka.
Seperti ayahku, mungkin aku juga sama seandainya aku sudah jadi seorang ibu. Kurasa semua orang tua juga begitu. Maka, aku bersumpah takkan melakukan sesuatu pada anak orang lain jika aku sendiri tidak mau hal itu terjadi pada anakku.
ADVERTISEMENT
.Hanya orangtuaku, hanya mereka lah yang tetap menyayangiku entah aku menulis atau tidak, entah aku pintar atau bodoh, entah aku sempurna atau cacat.
Aku tahan jika pun diserang habis-habisan, tapi aku tak tahan melihat orangtuaku bersedih karena hal itu. Maka, aku sempat menutup akun ini selama sehari.
.
Apakah aku pernah melakukan plagiasi? Ya.
Kita semua pernah. Siapa yang tidak pernah melakukannya? Mulai dari tugas sekolah sejak SD, makalah kuliah, ujian, sampai caption foto di media sosial. Kalaupun kita mengklaim punya hak cipta atas suatu gagasan yang brilian, maka gagasan tersebut tetaplah akumulasi dari segala hal yang berhasil kita serap sehari-hari.
Tak ada gagasan yang benar-benar murni, asli.
.
Kebetulan saja hanya aku yang tersorot, karena WARISAN sangat viral. Media serta orang-orang yang bahkan tidak pernah mengenalku sama sekali secara tiba-tiba memuji dan memaki, mengagumi dan membenci.
ADVERTISEMENT
Mereka mulai menelisik segala hal tentang gadis 18 tahun ini, mencari dengan sedetil-detilnya apa yang ada di sana.
Aku tahu, terhadap WARISAN, begitu banyak orang yang tidak sepaham. Akunku sempat mati karena dilaporkan massal, pemiliknya pun diancam akan dimatikan.
Akhirnya sekarang mereka menemukan amunisi yang tepat untuk melampiaskan kebencian, untuk menghujamku dalam-dalam.
.
Tanpa mengesampingkan apa-apa, SATU kelemahan yang tidak menyakiti siapapun kemudian menjadi masalah besar yang lebih penting untuk diurusi daripada memperbaiki hidup mereka sendiri.
.
Tapi, terlepas dari semuanya, Afi tetaplah Afi, anak yang sudah menulis diary sejak SD, menulis artikel dan berbicara di depan publik sejak SMP, dan tidak hanya suka membaca buku-buku pelajaran saja.
Aku bisa kehilangan apapun, tapi aku tidak akan pernah kehilangan diriku.
ADVERTISEMENT
.
Orang-orang yang mengikuti akunku sejak lama pasti tahu, aku hanya mencoba melakukan segala hal yang bisa kulakukan untuk berkontribusi bagi negara ini.
Melalui pena dan sosial media, aku hanya berharap bisa memberikan manfaat bagi pembaca, bagi Anda semua.
.
I'm sorry, I'm not perfect.
And I will never be.