Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Alasan 5 WNI Jual Ginjal ke India: Terlilit Utang hingga Pinjol
11 November 2024 19:20 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Sebanyak 5 Warga Negara Indonesia (WNI) ditangkap diduga hendak jual ginjalnya secara ilegal ke India. Mereka ditangkap oleh petugas Imigrasi Kelas 1 Surabaya dan Lanudal Juanda di Terminal 2 Bandara Juanda pada Sabtu (9/11).
ADVERTISEMENT
Kelima orang itu yakni AFH (31) asal Sidoarjo, AWSR (28) asal Sidoarjo, RAHM (29) asal Malang, MBA (29), dan NIR (28) asal Sukoharjo.
Komandan Pangkalan Udara TNI AL (Danlanudal) Juanda Puspenerbal, Kolonel Laut (P) Dani Achnisundani, mengatakan alasan mereka mau menjual ginjalnya karena beberapa di antaranya terlilit utang dan pinjaman online (pinjol).
"Ternyata yang bersangkutan ada permasalahan ekonomi tadi juga saat kita tanyakan ada permasalahan utang pinjaman online dan sebagainya," ujar Dani, Senin (11/11).
Dani menjelaskan, dua di antara mereka merupakan suami istri. Sang suami sebelumnya telah menjual ginjalnya pada tahun 2023 secara ilegal. Kemudian disusul istrinya pada tahun 2024 ini.
"Makanya si istri berniat untuk membantu mengikuti suaminya menjual ginjal. Padahal sebelumnya suaminya juga baru tahun 2023 baru selesai menjual ginjalnya dengan ada nominal sekian, si ibunya menjual ginjal dengan nominal sekian," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Orang-orang ini sudah punya pengalaman menjual ginjal. Jadi dari 5 orang ini, dua itu sudah menjual ginjal tahun ini. Ada yang menyampaikan 2024 dan 2023," tambahnya.
Saat ini, petugas Imigrasi Kelas 1 Surabaya dan Lanudal Surabaya masih mendalami terkait jual beli ginjal ke India. Setelah itu, mereka akan menyerahkan 5 WNI itu ke Polda Jawa Timur untuk pemeriksaan lebih lanjut.
"Jadi ini ada sesuatu hal yang mencurigakan kita tangani, dilaksanakan pendalaman. Setelah selesai dari imigrasi terus dipindah ke satgaspam baru kita berkoordinasi. Setelah ini akan kita limpahkan ke pihak terkait dalam hal ini ke Polda," ungkapnya.