Alasan Kapolda Metro Dukung Simpang Santa Ditutup: Bikin Macet di 3 Arah

17 April 2023 13:40 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jalur sepeda yang terputus di simpang traffic light Santa, Jakarta Selatan. Foto: Haya Syahira/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jalur sepeda yang terputus di simpang traffic light Santa, Jakarta Selatan. Foto: Haya Syahira/kumparan
ADVERTISEMENT
Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto mendukung kebijakan yang diambil Dishub DKI Jakarta dengan menutup Simpang Santa, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
Karyoto mengaku tinggal di dekat persimpangan itu. Dia tahu pasti, jika rekayasa tak diberlakukan bakal menyebabkan kemacetan parah.
"Saya sampaikan dulunya memang itu jalan raya ya saya tau karena saya tinggal di situ dari 2011 jadi udah 10 tahun," ujar Karyoto di Monas, Jakarta Utara, Senin (17/4).
"Kalau di situ tidak direkayasa pada jam-jam tertentu ada penumpukan dari 3 arah. Dari Jalan Wijaya numpuk, dari Jalan Buncit numpuk juga dan dari Senopati numpuk," tambah dia.
Karyoto menilai penutupan Simpang Santa ini masih bersifat uji coba. Penerapannya setiap hari mulai pukul 07.00-10.00 WIB. Selama masa uji coba ini, menurutnya hasilnya cukup memuaskan.
Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto. Foto: Jonathan Devin/kumparan
"Saya turun langsung lumayan bagus, nanti kita akan lihat mungkin besok atau lusa," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Pemprov DKI membuat kebijakan one way di simpang Santa yang menghubungkan Jalan Wolter Monginsidi dengan Jalan Suryo dan Jalan Wijaya I. Kebijakan ini membuat kendaraan dari Jalan Suryo tidak bisa memutar arah ke Jalan Wolter Monginsidi arah Gunawarman, tapi harus langsung mengarah ke Tendean.
Sayangnya beton pembatas persimpangan itu menutup jalur sepeda yang ada di simpang jalan tersebut. Tidak hanya itu, jalur sepeda dan pedestrian yang ada di depan pos polisi persimpangan itu juga dihilangkan. Pemprov DKI menjadikan jalur sepeda dan jalur pedestrian tersebut sebagai jalan untuk kendaraan bermotor.
Padahal sebelumnya area yang dibangun di era Gubernur DKI Anies Baswedan itu dipakai untuk pesepeda dan pejalan kaki menyeberang. Tidak hanya itu di sana juga terdapat bangku serta kanan-kirinya ada taman. Kini semuanya hilang.
ADVERTISEMENT