Alat AWS Milik BMKG untuk Ukur Puting Beliung Ada di Kampus ITB Jatinangor

23 Februari 2024 19:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto udara kawasan industri yang terdampak angin puting beliung di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Kamis (22/2/2024). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara kawasan industri yang terdampak angin puting beliung di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Kamis (22/2/2024). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kepala BMKG Bandung, Teguh Rahayu, memastikan pihaknya sudah menempatkan alat bernama Automatic Weather Station (AWS) sehingga dapat secara akurat mengamati fenomena puting beliung yang terjadi di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang.
ADVERTISEMENT
Alat ukur itu ditempatkan di Institut Teknologi Bandung (ITB) Kampus Jatinangor. Dilihat dari Google Maps, alat itu berjarak sekitar 11 kilometer dari titik terdampak paling parah dari puting beliung, yakni Rancaekek. Adapun hasil pemantauan alat itu, kecepatan angin puting beliung di Jatinangor mencapai angka 36,5 kilometer/jam.
"Di Jatinangor (alatnya)," kata Teguh melalui pesan singkat pada Jumat (23/2).
Teguh menjelaskan, AWS merupakan stasiun cuaca otomatis yang didesain untuk mengukur dan mencatat parameter meteorologi secara otomatis. AWS terdiri dari sejumlah komponen, yaitu sensor, data logger, sistem komunikasi, hingga display.
Contoh AWS Digitalisasi milik BMKG Foto: Dok BMKG
Contoh AWS Digitalisasi milik BMKG Foto: Dok BMKG
Teguh pun menyebut sensor yang terdapat dalam AWS mempunyai sejumlah komponen, yakni termometer yang berfungsi untuk mengukur suhu dan kelembapan udara, barometer yang berfungsi untuk mengukur tekanan udara, serta anemometer yang berfungsi untuk mengukur arah dan kecepatan angin.
ADVERTISEMENT
Kemudian, pyranometer yang berfungsi untuk mengukur radiasi matahari dan rain gauge yang berfungsi untuk mengukur curah hujan. Maka dari itu, dengan memakai AWS, dia memastikan pemantauan terhadap fenomena puting beliung sudah akurat.
"Anemometer berfungsi untuk mengukur arah dan kecepatan angin," ucap Teguh.
Barometer air raksa milik BMKG digunakan untuk mengukur tekanan udara. Foto: Dok BMKG

Rancaekek Pernah Dilanda Puting Beliung 2019

Lebih lanjut, Teguh mengatakan bahwa fenomena puting beliung yang terjadi pada Rabu (21/2) lalu bukanlah yang terparah. Pada tahun 2019 lalu, bencana puting beliung tercatat pernah menerjang Rancaekek dan menghancurkan sekitar 600 bangunan di sana.
"Di tahun 2019 terjadi puting beliung di Bandung, dengan kerusakan 600 rumah atau bangunan. Namun, (saat itu) kami belum ada AWS," kata Teguh.
Petugas BPBD, Basarnas dan Dinas Pemadam Kebakaran mengevakuasi pohon tumbang pascaputing beliung di Jalan Nasional Bandung Garut di Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (21/2/2024). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
Sebelumnya, berdasarkan data terakhir yang ditulis oleh BPBD Jabar, puting beliung di Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung pada 21 Februari 2024 mengakibatkan 31 pabrik dan 503 rumah warga rusak.
ADVERTISEMENT
Selain itu, terdapat 412 Kepala Keluarga (KK) terdampak dan 12 orang yang mengalami luka di Kabupaten Sumedang. Dari angka itu, 21 KK sudah diungsikan ke musala yang terletak di sekitar Desa Mangunarga.
Sementara di Kabupaten Bandung, tercatat ada 422 KK yang terdiri dari 1.359 jiwa terdampak bencana. Selain itu, tercatat pula ada 21 orang yang terluka.