Aliansi Petani dan Buruh Sampaikan 3 Tuntutan ke Istana

24 September 2022 15:46 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Partai Buruh Said Iqbal bersama Sekjen SPI Agus Ruli Ardiansyah di Patung Kuda, Jakarta Pusat, Sabtu (24/9/2022).  Foto: Hedi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Partai Buruh Said Iqbal bersama Sekjen SPI Agus Ruli Ardiansyah di Patung Kuda, Jakarta Pusat, Sabtu (24/9/2022). Foto: Hedi/kumparan
ADVERTISEMENT
Partai Buruh bersama Serikat Petani Indonesia (SPI) menyampaikan sejumlah tuntutan utama dalam momen perayaan Hari Tani Nasional yang jatuh 24 September.
ADVERTISEMENT
Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, mengatakan ada tiga tuntutan dan isu utama yang dibawa ke Istana. Dari menagih janji Presiden Joko Widodo soal 9 juta hektare tanah untuk petani hingga isu kenaikan BBM.
Kata Said Iqbal, tuntutan mereka itu diterima langsung oleh Kepala Sekretariat Kepresidenan, Heru Budi Hartono.
"Pada hari ini Hari Tani Nasional, SPI dan Partai Buruh mengorganisir aksi dengan mengangkat 3 isu utama," kata Iqbal kepada wartawan di kawasan Monas, Sabtu (24/9).
Tiga isu yang dimaksud Iqbal, pertama reforma agraria, tanah untuk petani, tanah untuk rakyat. Iqbal menyebut, reforma agraria ada pada janji pemerintah Presiden Jokowi. Terkait iming-iming Jokowi untuk meredistribusi tanah untuk petani, sekitar 9 juta hektare.
ADVERTISEMENT
"Tapi sayangnya kebijakan beliau tidak ditindaklanjuti oleh pejabat yang ditunjuk untuk mengimplementasikan reforma agraria," kata Iqbal.
Demo buruh dan petani perjngati hari Tani Nasional di Kawasan Monas, Patung Kuda, Sabtu (24/9). Foto: Hedi/kumparan
Lebih lanjut, tuntutan reforma agraria meliputi penolakan kriminalisasi memenjarakan para aktivis petani.
"Bahkan petani itu sendiri yang mempertahankan haknya bahkan sudah punya girik menggunakan jalan-jalan kekerasan preman dan juga keamanan korporasi yang berujung pada penjara telah kami sampaikan," ungkapnya.
Tuntutan kedua, tambah Iqbal, adalah memastikan petani mendapatkan tanah sekian hektare dan diakui oleh negara. Isu kedua ini terkait penolakan UU Omnibus Law, yaitu bank tanah.
Di dalam Omnibus Law, kata Iqbal, konsep bank tanah hanya komersialisasi terhadap lahan-lahan pertanian sehingga petani tidak mendapatkan hak tanah untuk petani itu sendiri.
"Bank tanah lebih berkonsep menguntungkan korporasi bahkan cenderung membuat menjauhkan petani dari tanahnya," terang Iqbal.
ADVERTISEMENT
"Terakhir terbukti petani tidak mendapatkan BLT, oleh karena itu spi dan partai buruh menolak kenaikan harga BBM yang lebih memberatkan petani," imbuhnya.
Demo buruh dan petani perjngati hari Tani Nasional di Kawasan Monas, Patung Kuda, Sabtu (24/9). Foto: Hedi/kumparan
Dalam orasinya, sebelum beranjak ke Istana Negara mewakili massa aksi, Iqbal mengungkapkan bahwa tidak ada di satu negara dikatakan bangsanya kuat, kalau kaum taninya miskin, tertindas, bahkan didiskriminalisasi dan diusir dari tanahnya
"Kalian para petani adalah aktor penting di negara ini, tanpa kamu siapa yang bisa makan? Tanpa kamu siapa yang bisa melanjutkan hidup tanpa makan?" kata Iqbal.
Demo aliansi buruh di kawasan Monas sudah membubarkan diri. Jalan Medan Merdeka Utara yang sempat ditutup ke arah barat sudah dibuka kembali.
Massa aksi sudah meninggal Patung Kuda dan menuju ke Gelanggang Remaja, Jakarta Timur. Di sana, SPI dan Partai Buruh akan memberikan penghargaan kepada tokoh pejuang agraria.
ADVERTISEMENT
"Selain aksi hari ini, kita juga akan bergerak ke gedung Gelanggang Remaja di Jakarta Timur untuk memberikan penghargaan terhadap tokoh dan pahlawan pejuang agraria: baik yang masih terus berjuang sampai saat ini maupun juga yang sudah meninggal kita akan beri penghargaan terhadap mereka sebagai pahlawan," kata Sekjen SPI Agus Ruli Ardiansyah.
"Itu bentuk komitmen Serikat Petani Indonesia bersama dengan Partai Buruh untuk menjalankan bagaimana reforma agraria dilakukan," pungkasnya.