Alif, Bocah yang Cuma Makan Nasi Garam di Tangerang Kini Bisa Sekolah

kumparanNEWS

28 Mei 2018 17:36 WIB

Bantuan untuk keluarga Alif (Foto: Dok. Resti Kurnia)

Untuk bocah yang hampir menginjak usia 6 tahun, belajar di Taman Kanak-Kanak (TK) adalah hal yang biasa. Mereka menikmati masa belajar pertama untuk mempersiapkan memasuki jenjang Sekolah Dasar (SD).

Namun, nasib tak serupa dimiliki oleh bocah bernama Alif. Hanya tinggal bersama sang nenek karena kedua orang tuanya telah meninggal dunia akibat kecelakaan tragis, Alif nyatanya tak bisa menikmati indahnya masa TK.

Keinginannya begitu kuat untuk bisa sekolah, seperti halnya teman sebaya. Tetapi apa daya, ternyata bocah yang tinggal di Tanah Gocap, Tangerang, itu tak punya dana.

"Sekarang belum sekolah. Anaknya ingin masuk TK, tapi kan enggak ada dana," kata nenek Alif, Heni, kepada kumparan, Minggu (27/5).

Rumah kontrakan Alif di Tanah Gocap (Foto: Instagram/@tikalestariparmana)

Alif pun terus menjalani kehidupan dengan ceria. Sehari-hari dia ikut neneknya bekerja di Pluit. Di sana, sang nenek memberikan jasanya sebagai asisten rumah tangga. Kala sore menjelang, mereka berdua pulang ke Tangerang dengan menaiki commuter line. Bila malam telah tiba, nenek dan Alif pergi ke pasar untuk menjajakan Pop Mie.

Hingga pada akhirnya, bantuan dari orang-orang dermawan datang kepadanya. Mereka datang setelah lara hidup alif diviralkan oleh seorang mahasiswi yang bertemu dengannya di commuter line. Berbagai bantuan datang ke rumah Alif, mulai dari sembako hingga uang.

Kini, senyum terus mengembang pada diri Alif. Mimpinya untuk bisa sekolah akan segera menjadi nyata.

"Nanti rencananya langsung masuk SD, enggak TK karena umurnya hampir 6 tahun," terang Heni.

Bocah Alif saat di KRL (Foto: Instagram @tikalestariparmana)

Meski tak mengenyam pendidikan TK, Alif sedikit-sedikit sudah bisa membaca dengan cara dieja. Alif pun akan dibantu oleh mahasiswa yang menggalang dana untuk keluarganya mencari sekolah yang tepat.

"Iya nanti akan didampingi cari sekolah, yang kalau bisa dekat dengan rumahnya," ungkap Resti, salah satu mahasiswa yang turut membantu kepada kumparan.

Selama membantu keluarga Alif, Resti mengaku kagum pada sosok bocah itu. Alif sangatlah periang meski hidupnya penuh keterbatasan.

"Ceria mulu orangnya, bercanda mulu, tapi kalau disinggung papa mamanya dia nangis dan langsung minta ziarah," pungkas Resti.