Anak-anak yang Tewas Akibat Bullying

12 Mei 2017 15:12 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ilustrasi bullying. (Foto: Pixabay)
Bullying atau perundungan pada anak-anak dan remaja di sekolah dan lingkungan tempat tinggal sering kali terjadi. Di Amerika Serikat kasus bullying ini juga sering berakhir tragis, para korban bullying mengakhiri hidup mereka dengan bunuh diri karena tidak tahan dengan penindasan dan perlakuan yang mereka terima.
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini seorang anak berusia 8 tahun di Cincinnati, Amerika Serikat, ditemukan gantung diri setelah ia diduga menjadi korban bullying di sekolah. Kejadian ini bukan yang pertama.
Dilansir bullyingstatistics.org, bunuh diri, ada di peringkat nomor tiga penyebab anak-anak muda di Amerika Serikat meninggal dunia.
Badan penanggulangan dan pencegahan penyakit AS (The Centers for Disease Control and Prevention/CDC) mengatakan ada sekitar 4.000 kasus kematian yang disebabkan oleh bunuh diri. Dan penyebab paling besar datang dari bullying.
Para korban bullying punya keinginan untuk melakukan bunuh diri 2-9 kali lebih besar dari anak-anak lain, bahkan 7 persen di antaranya pernah mencoba bunuh diri.
ABC News juga pernah melansir, hampir 30 persen pelajar AS menjadi seorang pengganggu (bullies) atau jadi korban bullying. Disebutkan 160.000 anak memilih untuk tinggal di rumah daripada harus ke sekolah karena takut akan bullying.
ADVERTISEMENT
Tindakan bullying yang dilakukan anak-anak di sekolah beragam, mulai dari secara fisik, emosional, cyberbullying, sexting (mengirimkan sms atau pesan yang bersifat seksual) atau menyebarkan foto-foto tidak senonoh.
Berikut beberapa kasus bunuh diri yang dilakukan anak-anak remaja AS akibat bullying.
Thomas Thompson (11), 2003.
Thomas Thompson. (Foto: Dok. bbc.co.uk)
Thomas Thompson ditemukan sang ibu sekarat setelah menelan pil penahan rasa sakit. Thomas melakukan aksi bunuh diri karena tidak tahan dengan bullying yang terjadi di sekolahnya. Sang ibu mengatakan anaknya pernah curhat soal murid lain yang memanggilnya gay dan gendut.
"Rasanya seperti disiksa. Mereka memanggil anakku gay dan gendut. Anakku sangat pintar dan rajin mengerjakan PR. Anak-anak itu malah mengganggunya tanpa henti hanya karena dia berbeda. Para pengganggu itu membunuh anakku," ujar sang ibu pada Dailymail.
ADVERTISEMENT
Thomas sendiri meninggal dunia meski sudah dibawa ke rumah sakit oleh kedua orang tuanya. Ia meninggal karena serangan jantung akut setelah menelan obat penahan rasa sakit dalam jumlah banyak.
Kenneth Suttner (17), 2017.
Kenneth Suttner. (Foto: Dok. The Washington Post)
Remaja AS ini meninggal dunia setelah bunuh diri dengan menembakkan pistol ke arah kepalanya. Tidak hanya di sekolah, Suttner juga diduga mengalami bullying di restoran tempatnya bekerja.
"Banyak anak yang meledek, semua tentang dirinya," ujar Lexie Graves sang sahabat.
Dilansir washingtonpost.com, ibu dari Suttner mengatakan anaknya sudah bertahun-tahun mengalami bullying. Ia berjuang untuk tidak mendengarkan ocehan negatif tentang dirinya.
Salah satu pengganggu Suttner adalah manajer restoran tempatnya bekerja. Ia ditahan polisi karena diduga terlibat atas tindakan bunuh diri Suttner. Polisi mengatakan manajer wanita bernama Harley Branham ini seolah-olah ingin membuat hidup Suttner menderita. Hal ini kemudian memicu Suttner untuk mengakhiri hidupnya.
ADVERTISEMENT
Daniel Fitzpatrick (13), 2016.
Daniel Fitzpatrick. (Foto: Dok. NY Daily News)
"Aku menyerah." Begitu pesan terakhir yang ditulis Daniel sebelum mengakhiri hidupnya. Daniel bunuh diri akibat bullying yang ia terima dari anak-anak lain di sekolahnya. "Para guru hanya berdiam diri," tulis Daniel yang meninggal gantung diri.
Dalam pesan yang ia tulis, Daniel menyebutkan nama-nama siswa yang sering mengganggu dirinya. Ia menuliskan anak-anak tersebut sering mempermalukan dirinya - melempar bola di kelas olahraga dan memberinya nama julukan.
"Kepada orang tua anak yang sudah menyiksa Danny, aku hanya bisa mengatakan, semoga kalian tidak pernah mengalami apa yang keluarga kami alami. Jagalah anak kalian setiap malam, setiap hari, sepanjang sisa hidup kalian. Kami sudah tidak bisa melakukan itu lagi. Monster kecil kalian mengambil itu dari kami," tulis sang Ayah dalam akun Facebooknya setelah melepas kepergian Daniel.
ADVERTISEMENT
Bethany Thompson (11), 2016.
Bethany Thompson. (Foto: Dok. The Washington Post)
Menggunakan senjata api sang ibu, Bethany menarik pelatuk pistol yang ia arahkan ke kepalanya. Anak perempuan ini meninggal seketika. Bethany bunuh diri setelah mendapat bullying fisik di sekolahnya.
Para pengganggu tersebut mengejek penampilan Bethany yang disebut gendut dan tak sempurna karena bekas operasi kanker otak di bagian kepalanya meninggalkan perubahan pada wajahnya.
Usai kematian sang anak, Wendy Feucht kemudian mengetahui Bethany membuat sebuah poster tentang anti-bullying. Namun dikatakan pihak sekolah melarang Bethany untuk menempelkan poster tersebut karena dianggap itu bukan sesuatu yang positif.
Brandy Vela (18), 2016.
Brandy Vela. (Foto: Dok. People.com)
Gadis remaja ini tewas secara tragis pada 29 November, 2016. Brandy menarik pelatuk pistol yang ia arahkan ke dadanya dihadapan keluarganya dan meninggal seketika. Sang kakak, Jackie Vela (22), percaya aksi bunuh diri yang dilakukan adiknya ini karena cyberbullying yang ia terima.
ADVERTISEMENT
"Mereka akan membuat akun palsu dan mengirimi Brandy pesan. Adikku tidak membalas satupun dari pesan itu, tapi mereka terus menerus mengganggunya. Mereka akan mengatakan hal-hal jahat seperti "kenapa kau masih di sini," dan mereka menyebut adikku gendut dan jelek. Di mataku, ia sangat cantik, tapi orang-orang hanya melihat fisiknya," tutur Jackie.
Para pengganggu ini juga membuat akun palsu dengan menggunakan foto Brandy dalam situs kencan. "Mereka menggunakan foto dan nomor telepon Brandy dan menulis di profil yang dibuat bahwa Brandy memberikan seks secara gratis," ujar Jackie seperti dikutip usmagazine.com.
Pihak sekolah diwakili Melissa Tortorici mengatakan mereka bekerja sama dengan kepolisian setempat untuk menangkap orang-orang yang sudah melakukan bullying pada Brandy.
ADVERTISEMENT
"Kami menanggapi cyberbullying dengan sangat serius dan akan menghukum mereka yang terlibat secara hukum," tutur Tortorici.
Beberapa bulan kemudian polisi menangkap sepasang kekasih Andres Arturo Villagomez, (21) dan Karinthya Sanchez Romero (22) yang menjadi pelaku cyberbullying terhadap Brandy.