Anak Gajah Tari Mati Mendadak, TN Tesso Nilo Tunggu Hasil Pemeriksaan Nekropsi

10 September 2025 13:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Anak Gajah Tari Mati Mendadak, TN Tesso Nilo Tunggu Hasil Pemeriksaan Nekropsi
Sampel organ dalam Tari akan dikirim ke laboratorium di Bogor untuk analisis lebih lanjut.
kumparanNEWS
Anak gajah bernama Tari di Taman Nasional Tesso Nilo mati. Foto: Dok. Taman Nasional Tesso Nilo
zoom-in-whitePerbesar
Anak gajah bernama Tari di Taman Nasional Tesso Nilo mati. Foto: Dok. Taman Nasional Tesso Nilo
ADVERTISEMENT
Seekor anak Gajah Sumatera bernama Kalistha Lestari atau akrab disapa Tari ditemukan mati mendadak di camp Elephanya Flying Squad SPTN, wilayah I Lubung Kembang Bunga Balai Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) Desa Lubuk Kembang Bunga, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, Riau, Rabu (10/9).
ADVERTISEMENT
Tari merupakan gajah betina berusia 2 tahun, hasil perkawinan gajah jinak bernama Lisa dengan gajah liar. Sejak lahir pada 31 Agustus 2023, Tari tumbuh sehat dan menjadi simbol harapan baru bagi konservasi gajah Sumatera yang statusnya kian terancam punah.
Kepala Balai TNTN Heru Sutmantoro mengatakan untuk mencari penyebab kematian Tari yang mendadak ini, dokter melakukan tindakan nekropsi atau bedah bangkai dan mengambil sampel organ untuk pemeriksaan laboratorium.
Sampel tersebut akan dikirim ke laboratorium di Bogor untuk analisis lebih lanjut.
"Kami berkomitmen untuk menunggu hasil pemeriksaan laboratorium sebagai dasar ilmiah dalam mengetahui penyebab kematian Tari," kata Heru kepada kumparan.
"Sekarang menunggu hasil laboratorium untuk menngetahui penyebab kematiannya," imbuhnya.
Awalnya, pada Selasa (9/9) kemarin, Tari masih menunjukkan kondisi sehat. Pagi hari sekitar pukul 07.43 WIB, Tari tampak aktif, bermain seperti biasa, dengan nafsu makan normal, feses baik, serta tanpa tanda kelemasan. Hanya intensitas menyusu yang sedikit berkurang.
ADVERTISEMENT
"Pada sorenya, juga terlihat tetap stabil tanpa gejala sakit. Namun, pada Rabu (10/9), sekitar pukul 08.00 WIB pagi tadi, mahout yang bertugas mendapati Tari dalam keadaan berbaring tanpa gerakan dan segera dinyatakan mati," ujarnya.
Mahout kemudian menghubungi dokter hewan Teguh untuk melakukan pemeriksaan fisik.
Hasil pemeriksaan awal menunjukkan tidak adanya luka atau trauma pada tubuh, namun perut terlihat sedikit menggembung.

Kapolda Riau Sampaikan Duka

Sementara itu dihubungi terpisah, Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan mengikhlaskan kepergian Tari.
"Hari ini, dengan hati yang berat namun penuh keikhlasan, saya menyampaikan bahwa putri angkat kita, gajah Tari Kalista Lestari, telah kembali ke pangkuan alam semesta. Seperti air yang mengalir dari hulu ke hilir, kehidupan Tari telah mengalir dengan indah, memberikan makna dan pelajaran bagi kita semua," kata Herry.
ADVERTISEMENT
Menurut Herry, Tari bukan sekadar seekor gajah. Ia adalah simbol keseimbangan alam yang semakin rapuh di tengah arus pembangunan. Ia adalah suara hutan Tesso Nilo yang semakin menyempit. Dan kini, kepergiannya menjadi pengingat bahwa hubungan kita dengan alam bukanlah hubungan penguasa dengan yang dikuasai, melainkan hubungan saling menjaga dan menghormati.
"Dalam filosofi Yunani kuno, kematian bukanlah akhir, melainkan transformasi. Jiwa Tari kini menyatu dengan semesta, menjadi energi yang akan terus menginspirasi kita untuk menjaga kelestarian hutan dan satwa liar yang semakin terancam. Kepergiannya adalah panggilan bagi kita semua untuk menyucikan diri dari sikap abai terhadap lingkungan," jelasnya.
"Sebagai orang tua angkatnya, saya merasakan kehilangan yang mendalam. Namun, saya percaya bahwa Tari tidak benar-benar pergi. Ia hidup dalam komitmen kita untuk terus menjaga hutan Tesso Nilo, dan sahabatnya Domang masih berjuang di Tesso Nilo," pungkasnya.
ADVERTISEMENT