Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Analisis Astronom ITB soal Meteor yang Melintas di Bandung
15 September 2023 10:36 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Warga Bandung, Garut, dan sekitarnya dihebohkan dengan adanya benda yang melintas di langit pada Kamis (14/5) malam. Dari rekaman video yang beredar di media sosial, terlihat benda langit itu berpendar terang di langit malam meluncur ke Bumi.
ADVERTISEMENT
Ahli astronomi sekaligus dosen di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ITB, Dr. Hakim L. Malasan, menilai kemungkinan besar benda langit yang telah disaksikan warga Bandung itu adalah meteor jenis bolide atau fireball karena ukurannya yang cukup besar dan terlihat secara kasat mata.
"Yang paling alamiah itu biasanya disebut sebagai bolide atau meteor yang jatuh, ukurannya kecil, tapi kalau lihat kadarnya besar seperti itu, bisa juga dia masuk ke dalam kategori fireball. Fireball itu kalau dia meledak di angkasa gitu, ya," kata dia melalui sambungan telepon pada Jumat (15/9).
"Fireball atau bolide, ada dua macam. Kalau fireball punya efek meledak di angkasa, kalau bolide seperti habis saja gitu ya, terkikis habis," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Menurut Hakim, meteor jenis bolide ataupun fireball tak berbahaya.
Bisa juga sampah antariksa
Namun, bila bukan meteor, benda langit itu juga bisa jadi adalah sampah antariksa dari satelit atau roket. Biasanya, sampah antariksa akan menyisakan partikel yang jatuh di permukaan bumi karena jaraknya yang tidak terlalu jauh dengan bumi.
Bila memang benar sampah antariksa, Hakim meminta masyarakat agar waspada dan tidak menyimpannya sembarangan karena ada unsur radioaktif yang akan berbahaya bagi kesehatan.
"Sampah antariksa kemungkinan ada unsur radioaktif di dalamnya, yang mungkin bisa berbahaya bagi kesehatan kalau dipegang begitu saja atau disimpan di rumahnya, misalnya bekas roket atau satelit yang jatuh, itu kan sangat berbahaya," jelas Hakim.
Lebih lanjut, Hakim mengimbau kepada masyarakat agar tak menyimpan sembarangan benda yang jatuh dari langit berupa meteorit ataupun sampah antariksa. Alangkah lebih baik benda langit itu diserahkan ke lembaga terkait seperti BRIN.
ADVERTISEMENT
"Imbauan saya satu, kalau meteor itu menyisakan meteorit dan kemudian jatuh ke permukaan, saya harap masyarakat tidak mengambil kemudian menyimpan sendiri, tapi laporkan karena itu kan bukti ilmiah yang penting," jelas dia.
"Karena, banyak sekali buktinya orang kejatuhan meteor terus dijual. Bagi astronom itu miris sebetulnya karena itu kan batuan yang punya nilai ilmiah dan penting untuk penelitian, tapi banyak yang dijual karena memang ada kolektornya yang mau membayar mahal," jelas Hakim.
Pendapat Ahli BRIN
Terpisah, peneliti antariksa dari BRIN, Prof Dr Thomas Djamaluddin, memastikan bahwa benda langit itu adalah meteor dan bukan sampah antariksa.
Benda langit itu melintas sekitar pukul 23.00 - 23.15 WIB. "Tidak ada sampah antariksa pada jam tersebut," ujar Thomas.
ADVERTISEMENT
Selain di Bandung dan kota lain di Jabar, meteor itu juga dilaporkan terlihat di langit Yogyakarta.