Analisis BMKG soal Gempa Garut 6,5 M

28 April 2024 3:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi rumah tahan gempa, Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rumah tahan gempa, Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gempa berkekuatan 6,5 magnitudo mengguncang Garut dan terasa hingga Sukabumi, Jakarta, Bandung, Tasikmalaya, hingga Cilacap pada Sabtu (27/4) pukul 23.39 WIB. Berdasarkan info BMKG, gempa yang berpusat di laut itu tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
ADVERTISEMENT
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengungkapkan gempa ini dipicu oleh deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia. Bebatuan ini tersubduksi di bawah lempeng Eurasia di selatan Jawa Barat, atau lebih populer disebut sebagai gempa dalam lempeng (intra-slab earthquake).
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya (di laut dengan kedalaman 70 kilometer), gempa yang terjadi merupakan jenis gempabumi Menengah," kata Daryono dalam keterangannya, Minggu (28/4).
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," imbuhnya.
Daryono mengungkapkan, hingga pukul 23.55 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan tidak ada aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock. Hasil pemodelan juga menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Selain itu, berdasarkan data BMKG, gempa terasa di sejumlah wilayah dengan skala intensitas IV hingga II.
Ilustrasi gempa bumi. Foto: Inked Pixels/shutterstock
Skala IV MMI
ADVERTISEMENT
Jika terjadi di siang hari akan dirasakan di dalam rumah. Skala ini tercatat di wilayah:
Skala III MMI
Gempa terasa nyata di dalam rumah seperti ada truk yang lewat. Skala ini tercatat di wilayah:
Skala II MMI
Getaran dirasakan oleh beberapa orang, dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Skala ini terasa di wilayah:
"Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," pesan Daryono.
Ia juga meminta masyarakat untuk tetap tenang dan hanya berpatokan pada informasi valid yang bersumber dari BMKG, maupun kanal komunikasi dan media yang sudah terverifikasi resmi.
ADVERTISEMENT