Analisis Kriminolog soal Alasan Penculikan Malika

21 Desember 2022 17:53 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum LP3KN Adrianus Meliala. Foto: Nadia Jovita Injilia Riso/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum LP3KN Adrianus Meliala. Foto: Nadia Jovita Injilia Riso/kumparan
ADVERTISEMENT
Kriminolog Universitas Indonesia Adrianus Meliala mengungkapkan beberapa faktor yang menjadi alasan penculikan bocah 6 tahun, Malika Anastasya.
ADVERTISEMENT
Menurut Adrianus, para pelaku kejahatan yang memilih modus penculikan anak tergolong amatiran. Sebab aksi penculikan anak, menurut dia, sulit untuk dilakukan dan relatif mudah terungkap.
"Sehingga, ketika ada orang yang memilih untuk tetap melakukannya, maka dugaannya dua hal. Pertama dia bukan orang yang profesional, dia amatiranlah, dia enggak ngerti perhitungan. Maka karena dia bukan profesional, ya, alhasil gampang ketahuan, gampang terungkap," kata Adrianus saat dihubungi, Rabu (21/12).
Selain itu, Adrianus juga menjelaskan, aksi penculikan biasanya berdasar pada rasa dendam pelaku terhadap keluarga korban. Penculikan itu dijadikan ajang balas dendam terhadap keluarga korban.
Ilustrasi penculikan. Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan
Namun, hal ini tak berlaku di kasus Malika. Sebab, dia diduga diculik oleh orang asing yang biasa berprofesi sebagai pemulung di lingkungan tempat tinggalnya.
ADVERTISEMENT
"Itu artinya pelaku kita sebut sebagai stranger, orang asing, orang yang enggak dikenal. Nah, dalam hal ini orang yang enggak dikenal itu memiliki profesi sebagai pemulung. Kalau kita ikuti cara berpikirnya maka si pemulung ini berusaha menculik anak-anak yang ditemuinya bisa untuk dua hal. Bisa untuk tujuan ransom atau pencarian tebusan atau tidak," ucap Adrianus.
Malika Anastasya (6), bocah perempuan yang hilang diculik di Jalan Gunung Sahari 7A, Sawah Besar, Jakarta Pusat. Foto: Dok. Istimewa
Selain untuk mencari tebusan, lanjut Adrianus, korban penculikan juga kerap kali dijadikan sebagai pekerja untuk mengemis. Bahkan ada yang untuk dijual organ tubuhnya.
"Maka kalau begitu yang lebih mungkin dia menculik anak yang dari kalangan bawah juga untuk tujuan-tujuan yang non uang. Misalnya tadi dijadikan anak peminta-minta, atau dijual untuk kemudian dijadikan pemuas seksual, atau yang ketiga tadi dalam rangka diambil organ tubuhnya," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Keberadaan Malika Anastasya, bocah 6 tahun yang diculik, belum diketahui hingga saat ini. Bocah itu diculik seorang pemulung di Jalan Gunung Sahari 7A, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Rabu (7/12).
Orang tua korban telah mencari anaknya itu ke berbagai tempat. Namun hasilnya nihil.
Kepolisian juga masih menyelidiki kasus tersebut.