Anggota Abu Sayyaf Diduga Otak Pengebom Gereja Filipina Serahkan Diri

4 Februari 2019 14:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Puing-puing berserakan setelah ledakan bom terjadi di Gereja Katolik Roman, Jolo, Provinsi Sulu, Filipina Selatan. Foto: Armed Forces of the Philippines - Western Mindanao Command/Handout via REUTERS
Lima orang anggota Abu Sayyaf menyerahkan diri pada pertempuran dengan militer Filipina. Salah satu dari mereka diduga adalah dalang pengeboman gereja di Jolo pekan lalu. Kepala kepolisian nasional Filipina Oscar Albayalde pada Senin (4/2) mengatakan kelima teroris itu menyerah pada Sabtu lalu. Pada pertempuran pekan lalu di Patikul, provinsi Sulu, tiga anggota Abu Sayyaf tewas dan lima tentara terbunuh. Satu dari lima orang yang menyerah adalah Kammah Pae, pria yang disebut membantu dua pasangan asal Indonesia melancarkan bom bunuh diri pada 27 Januari lalu. Sebanyak 23 orang tewas dalam pengeboman di gereja tersebut. "Dia dipaksa untuk menyerah. Mungkin dia tidak ingin mati dalam serbuan militer," kata Albayalde. Mereka disebut anggota faksi Abu Sayyaf pimpinan Hatib Hajan Sawadjaan yang beranggotakan 22 orang. Albayalde mengatakan Kammah membantah terlibat dalam pengeboman gereja. Namun menurut Albayalde, saksi mata pernah melihat Kammah bersama dengan dua WNI pelaku pengeboman tersebut. Polisi juga menemukan bom rakitan dan komponen peledak di rumah Kammah. Kelima anggota Abu Sayyaf ini akan didakwa atas kasus pembunuhan berantai. Albayalde mengatakan, penyelidikan soal pengeboman masih terus dilakukan dan "jauh dari selesai". "Masih ada potongan bukti yang harus diperiksa dengan hati-hati," kata dia.
Seorang anggota Angkatan Darat Filipina berjalan di dalam sebuah Gereja usai ledakan bom di Jolo, Provinsi Sulu, Filipina. Foto: Reuters
Salah satu yang belum dapat dipastikan adalah keterlibatan WNI dalam pengeboman gereja tersebut. Pemerintah Indonesia sebelumnya telah memprotes penyebutan WNI dalam aksi teror itu. Menurut Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Kemlu, Lalu Muhammad Iqbal, pernyataan pemerintah Filipina itu tidak melalui proses verifikasi terlebih dahulu. “Sejauh ini aparat keamanan Filipina belum punya bukti bahwa itu adalah WNI karena pengecekan DNA juga belum selesai,” kata Iqbal kepada kumparan, Minggu (3/2). Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri Irjen M Iqbal mengatakan kepastian soal keterlibatan WNI tengah diselidiki oleh kepolisian dan Kementerian Luar Negeri RI yang langsung ke Filipina. "Saya sampai detik ini belum menerima laporan apakah benar dugaan itu, dua yang diduga pelaku WNI. Tunggu saja, insyaallah ke depan kita akan update," kata Iqbal, Senin (4/2).
ADVERTISEMENT