Anggota Komisi I: Prabowo Sudah ke Rusia, Wajar Kini ke AS Supaya Imbang

9 Oktober 2020 13:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat menerima bantuan APD dari pemerintah Australia.  Foto: Kemhan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat menerima bantuan APD dari pemerintah Australia. Foto: Kemhan
ADVERTISEMENT
Untuk kesekian kalinya Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bakal melakukan kunjungan kerja ke luar negeri di tengah pandemi corona. Kali ini giliran Amerika Serikat yang akan menjadi destinasi Prabowo selanjutnya untuk meneguhkan kerja sama bilateral di bidang pertahanan.
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi I DPR Fraksi Golkar Dave Laksono menilai kunjungan tersebut lumrah dilakukan. Mengingat sebelumnya Prabowo pun telah mengunjungi negara sahabat lainnya seperti Turki, Rusia, hingga China untuk memperkuat hubungan di bidang pertahanan.
"Belum lama ini kan sudah ke Rusia dan sekarang ke Amerika gitu kan. Ya harus mengimbangilah kedua sisi. Waktu itu China menteri pertahanannya juga kan sempat berkunjung ke Indonesia, memang harus dijaga semua kekuatan-kekuatan utama dunia ini," ujar Dave saat dihubungi, Jumat (9/10).
Kunjungan bilateral untuk membahas kerja sama pertahanan ini, kata Dave, masih sejalan dengan upaya Prabowo untuk membenahi alutsista yang dimiliki Indonesia saat ini. Kebutuhan akan alutsista yang jauh lebih baik membuat Prabowo intens menjalin komunikasi khususnya dengan negara Eropa Barat dan Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
"Memang ada banyak kebutuhan di dalam modernisasi alutsista kita yang mana membutuhkan dukungan dari Amerika. Karena selama ini kita mencoba mencari produk-produk dari blok timur ataupun blok Asia," ucap Dave.
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark Esper. Foto: Lisa Ferdinando/ via REUTERS
"Tetapi kemampuan agar kita menandingi potensi musuh kita atau pun negara tetangga kita ya membutuhkan sejumlah peralatan-peralatan dari negara barat seperti Amerika dan Eropa Barat," sambungnya.
Mengenai pertemuan virtual yang mungkin saja bisa dilakukan Prabowo dengan Menhan AS, Mark Esper, Dave justru tak sependapat. Menurut dia, masalah yang dibahas sensitif. Sehingga, harus dibahas secara langsung bukan virtual.
"Kalau ini kan banyak membahas hal-hal yang sangat sensitif yang tidak boleh dibuka secara umum. Jadi maka itu dibutuhkan pertemuan secara langsung," tegas Dave.
ADVERTISEMENT
Selain soal pertemuan, Dave menyebut kehadiran Prabowo ke AS kali ini juga sekaligus menghormati keputusan pemerintah AS yang memberikan kembali izin berkunjung kepada Prabowo.
Prabowo diketahui selama hampir 20 tahun berada dalam blacklist pemerintah AS.
Dave Laksono, anggota fraksi Golkar Foto: Fitra Andrianto/kumparan
"Ini kan beliau baru saja diberikan visa Amerika setelah beberapa puluh tahun di ban dari Amerika. Itu menunjukkan bahwa Amerika sudah tidak menganggap beliau itu memiliki kasus-kasus yang lalu," kata Dave.
Dave berharap dalam kunjungan ini, Prabowo tetap hati-hati dan memperhatikan protokol kesehatan corona. Sebab, kasus corona di Amerika Serikat juga terbilang tinggi.
"Harapan kita bersama protokol kesehatan dari Kementerian Pertahanan Indonesia kemudian juga Kementerian Pertahanan Amerika dan mitra-mitra di sana pasti akan dilakukan dengan sangat-sangat hati-hati," tutupnya.
ADVERTISEMENT