Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Angkat Isu Populasi Kucing Liar, Mahasiswi ITB Juara Essay Contest Beswan Djarum
12 September 2023 14:32 WIB
·
waktu baca 4 menitDiperbarui 26 September 2024 14:26 WIB
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan kucing peliharaan, fenomena tingginya populasi kucing liar yang tidak berpemilik kerapkali menjadi pemandangan umum di berbagai sudut kota dan perumahan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Berangkat dari persoalan itu, Febrina Valencia (21), mahasiswa jurusan Teknik Pangan Institut Teknologi Bandung (ITB ) melihat situasi ini sebagai permasalahan yang perlu didorong untuk mendapatkan solusi bersama.
Lewat esai berjudul “Mengendalikan Populasi Kucing Agar Tidak Menggangu Ekosistem,” Febrina berhasil unggul dari 500 tulisan lain yang masuk. Ia berhasil menjadi juara pertama dalam ajang Essay Contest Beswan Djarum yang diselenggarakan di Padma Resort Legian, Bali, pada 1–2 September 2023 lalu.
“Saat ini, banyak orang memberikan makan dan minum untuk kucing-kucing liar di jalan atau street feeding. Menurut saya, hal tersebut tidak menyelesaikan masalah populasi kucing liar. Sebaliknya, fenomena tersebut dapat menimbulkan populasi berlebihan yang berpotensi fatal karena mengganggu keseimbangan ekosistem," jelas Febrina.
ADVERTISEMENT
"Melalui esai ini, saya mengajak masyarakat untuk memahami program TNR (Trap, Neuter, and Release). Agar TNR ini dapat berjalan dengan masif, tentunya diperlukan dorongan dan sinergi empat pemangku kepentingan, yakni pemerintah, komunitas, masyarakat umum, hingga petugas medis,” kata Febrina.
Essay Contest Beswan Djarum 2022/2023 diikuti 500 Beswan Djarum --sebutan penerima program Djarum Beasiswa Plus-- angkatan 38. Kompetisi ini bertujuan untuk mengasah kemampuan Beswan Djarum dalam mencari gagasan orisinal, menyusun argumentasi dan menyampaikan presentasi di hadapan dewan juri sehingga bisa menjadi diskursus publik.
Menurut Febrina, kompetisi ini menjadi ajang untuk menerapkan pelatihan-pelatihan yang sudah diberikan Djarum Foundation, terutama dalam berpikir kritis terhadap isu lingkungan di sekitar peserta dan mengasah welas asih (compassion) sehingga menemukan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut.
ADVERTISEMENT
“Tahun ini, kita memiliki 12 finalis dari berbagai daerah yang mengusung beragam isu, mulai dari topik lansia, limbah, hingga hewan kesayangan. Dari esai-esai yang ditulis, Beswan Djarum terlihat lebih peka dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya," kata Guru Besar Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Ir. Ronny Rachman Noor, M. Rur. Sc. yang juga ketua dewan juri.
"Mereka mendalami informasi dan data pendukung sebelum berupaya mencari solusi terhadap permasalahan tersebut,” imbuhnya.
Prof. Ronny menjelaskan, Essay Contest mencerminkan kemampuan mahasiswa dalam mengolah pikiran dan kepeduliannya terhadap masyarakat.
Sebagai juri, yang perlu dilihat adalah bagaimana mahasiswa memilah permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dan membawa ide-ide unik, kompleksitas berpikir, dan kualitas argumen yang baik.
ADVERTISEMENT
Proses penjurian Essay Contest dilaksanakan dalam dua tahap. Penjurian tahap pertama dilaksanakan di 4 regional yakni Jakarta, Surabaya, Semarang, dan Bandung. Pada tingkat regional, seluruh esai yang masuk kemudian diseleksi oleh dewan juri yang terdiri dari akademisi dan praktisi untuk menyaring 10 tulisan terbaik.
Peserta tingkat regional kemudian memaparkan esainya secara langsung di hadapan dewan juri untuk kemudian disaring 3 tulisan terbaik dari 4 regional. Setelah mendapatkan 12 tulisan terbaik, proses penjurian tahap kedua berlanjut pada presentasi finalis dengan penilaian oleh dewan juri nasional.
Selain Prof. Ronny, dewan juri terdiri dari wartawan senior dan Komisaris Utama kumparan Budiono Darsono serta Head of Corporate Affairs BASF Indonesia dan Beswan Djarum 2005/2006 Mala Ekayanti.
ADVERTISEMENT
Febrina yang menjadi juara pertama pada Essay Contest ini mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp 40 juta. Pada urutan kedua, tulisan esai dari mahasiswi Universitas Padjajaran, Flowerentina Sara Krismanto Putri mendapatkan hadiah uang tunai Rp 30 juta.
Ia menuliskan esai dengan judul “Harus Ada Sanksi untuk yang Sembarangan Mempublikasi Kasus Bunuh Diri”. Terakhir, sebagai juara ketiga, esai dengan judul “Usia Senja dan Perasaan Sepi: Urgensi Kasus Bunuh Diri pada Lansia” ditulis Agnes Jatayu Lintang Kinanthi, mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta.
Agnes mendapatkan uang tunai sebesar Rp 20 juta. Sementara 12 pemenang ketegori terbaik regional masing-masing mendapatkan uang tunai Rp 7,5 juta. Essay Contest Beswan Djarum 2022/2023 berhadiah total 180 juta.
ADVERTISEMENT
Program Manager Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Abraham Delta Oktaviari, mengungkapkan kompetisi penulisan esai seperti ini merupakan kesempatan bagi para penerima Beasiswa Djarum Plus untuk mengasah kepercayaan diri dan kesadaran mereka terhadap masalah sosial di lingkungan sekitarnya.
“Kualitas berpikir kreatif dan inovatif dari para Beswan Djarum dapat dilihat salah satunya melalui tulisan dan bagaimana mereka mengemukakannya di publik. Melalui Essay Contest ini, kami berhadap, kepekaan dan kepedulian mereka terhadap isu sosial bisa tercermin lewat gagasan yang solutif dan konstruktif sehingga bisa menjadi bekal mereka nantinya di masa depan,” kata Abraham.
Sejak 1984, Djarum Beasiswa Plus tidak hanya fokus membangun bangsa lewat pemberian dana beasiswa bagi para mahasiswa berprestasi di berbagai perguruan tinggi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Namun, juga memberikan nilai tambah lewat berbagai pelatihan soft skills untuk membangun dan membentuk karakter, serta wawasan kebangsaan dan melatih kepemimpinan.
(LAN)