Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Anies: Nama OK Otrip Hanya Eksperimen, Nama Baru Masih Finalisasi
1 Oktober 2018 18:00 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Pemprov DKI Jakarta akan mengganti nama program OK Otrip yang selama ini digunakan dalam tahap uji coba sistem integrasi angkutan umum di Jakarta. Pergantian ini menyusul sudah selesainya masa uji coba OK Otrip.
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Anies Baswedan mengatakan masih mencari nama baru untuk program integrasi angkutan umum itu.
“Kemarin kita menggunakan ini (OK Otrip) sebagai eksperimen. Kita ingin sebuah nama. Kita belum ketemu nama finalnya, tapi sudah ada beberapa nama lagi dipertimbangkan,” kata Anies usai menyaksikan penandatanganan kerja sama antara TransJakarta dan para operator angkutan umum di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin, (1/10).
Anies menginginkan nama pengganti dari OK Otrip berhubungan dengan makna integrasi dan merepresentasikan transportasi di Jakarta.
“Seperti TransJakarta itu kan (orang sudah tahu) transportasi Jakarta. Ini dalam proses finalisasi (nama baru). Harapannya MRT, BRT, medium bus, mikro bus terintegrasi dalam satu sistem karena itulah payungnya nama transportasi integrasi,” ujar Anies.
Anies mengungkapkan, selama masa uji coba OK Otrip sejak 15 Januari hingga 15 Agustus, sudah ada 483 armada yang melayani masyarakat dari target 2.609 armada hingga akhir tahun. Adapun OK Otrip sudah melayani 68 ribu penumpang dari target 1 juta penumpang hingga akhir tahun selama masa uji coba.
ADVERTISEMENT
“Ini menunjukkan bahwa terobosan integrasi angkutan massal memberikan hasil yang positif. Kita bersyukur angkutan umum massa bisa dikelola dengan baik. Sehingga warga merasakan kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam menggunakan transportasi massal,” tutur Anies.
Di tempat yang sama, Dirut TransJakarta Budi Kaliwono memastikan pergantian nama OK Otrip tidak akan banyak mengganggu keberlanjutan program satu harga untuk satu kali perjalanan tersebut.
Ia yakin masyarakat akan tetap antusias dengan program tersebut, sebab jumlah masyarakat yang dilayani sepanjang masa uji coba mencapai 70 ribu penumpang.
“Sebenarnya ini kan bisa dibilang 9 bulan melayani hampir 70.000 itu gede loh. Saya setuju masih banyak hambatan, tapi kalau melihat hambatan tadi kan kita enggak jalan-jalan,” pungkas Budi.
ADVERTISEMENT