Anies: Tolong Tunjukkan Kebijakan Mana yang Diskriminatif dari Gubernur DKI

6 Oktober 2021 17:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
31
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anies Baswedan di Gereja Imanuel. Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Anies Baswedan di Gereja Imanuel. Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bicara soal kebijakan-kebijakannya yang kerap dikritik karena tidak berpihak kepada masyarakat. Termasuk anggapan terkait dirinya yang dikaitkan dengan radikal.
ADVERTISEMENT
Anies menjelaskan, semua kritikan dan anggapan negatif itu akan dijawab seiring dengan berjalannya waktu.
"Jadi jawabannya gini, tolong tunjukkan kebijakan mana yang radikal dari Gubernur DKI. Tolong tunjukkan kebijakan mana yang diskriminatif dari Gubernur DKI. Tolong tunjukkan kebijakan mana yang tidak mengayomi kepada semuanya," kata Anies saat menjadi pemateri dalam workshop yang digelar DPP PAN di Bali, dilihat dari YouTube PAN TV, Rabu (6/10).
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) bersepeda saat berangkat kerja menuju kantornya di Jakarta, Kamis (3/6/2021). Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO
Jika tidak ada satu pun bukti kebijakan yang diskriminatif itu, Anies meminta orang-orang yang menuduhnya untuk berhenti berbicara.
"Kalau tidak ada batalkan semua tuduhan-tuduhan itu. Sederhana. Nah justru kami itu menjangkau kepada semua," ucap Anies.
Anies Baswedan saat menghadiri acara peletakan batu pembangunan masjid At-Tabayyun Meruya, Jakarta Barat, Jumat (27/8/2021). Foto: ANTARA / Walda
Ia pun mengucapkan terima kasih kepada jajaran Fraksi PAN di DPRD DKI yang sudah mendukungnya selama ini.
ADVERTISEMENT
Anies kemudian mencontohkan saat Pemprov DKI mengeluarkan biaya operasional bagi tempat ibadah untuk semua tempat ibadah sebesar Rp 1 juta per bulan. Termasuk bagi orang-orang yang menjaga tempat ibadah tersebut.
Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan, saat mendatangi Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, pada Jumat (9/4). Foto: Pemprov DKI Jakarta
"Mereka terima. Apa yang terjadi? Apa yang saya ceritakan ini, Mpok, ini membangun persatuan. Ini membangun perasaan kebersamaan, ini membangun kesetaraan, membangun persatuan, membangun kesetaraan itu kerja tidak tampak," tutur Anies.
"Pemerintah ketika menghadirkan perasaan kesetaraan perasaan keadilan, perasaan kesamaan lewat program-program intervensi itu bukan tidak sadar, bahwa ini sesungguhnya adalah membangun proses kebersamaan. Ketika itu tidak ada baru kita merasa kehilangan," tutup dia.