Apakah Pasien TBC Perlu Mengulang Pengobatan Jika Lupa Minum Obat?

10 Mei 2025 10:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kesehatan mengamati hasil rontgen thorax saat layanan keliling deteksi Tuberkulosis di Kelurahan Karundang, Kota Serang, Banten, Senin (3/1/2025). Foto: Muhammad Bagus Khoirunas/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kesehatan mengamati hasil rontgen thorax saat layanan keliling deteksi Tuberkulosis di Kelurahan Karundang, Kota Serang, Banten, Senin (3/1/2025). Foto: Muhammad Bagus Khoirunas/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Tuberkulosis (TBC) masih menjadi masalah serius di Indonesia. Setiap tahunnya, terdapat 1 juta warga Indonesia yang terkena TBC.
ADVERTISEMENT
Sementara pasien yang meninggal dunia karena TBC berjumlah sekitar 125 ribu per tahunnya.
Dikutip dari laman Kemenkes, pengobatan TBC dilakukan selama 6-8 bulan dan terbagi menjadi dua tahapan. Biasanya, pasien TBC akan diresepkan obat antibiotik berjenis antituberkulosis.
Lalu, apabila ada pasien yang lupa meminum obat, apakah perlu mengulang pengobatan dari awal?
Anggota Penanggulangan Penyakit Menular Pengurus Besar IDI, dr.Erlina Burhan, mengatakan pasien TBC tidak perlu mengulangi pengobatan apabila lupa minum obat sehari.
“Tidak perlu mengulang bila hanya lupa satu kali. Jangan lupa lagi ya,” ucap Erlina saat dihubungi kumparan, Sabtu (10/5).
Selain itu, dr.Erlina mengatakan, bahwa TBC bukan berasal dari faktor keturunan, melainkan dari bakteri bernama Mycobacterium Tuberculosis.
Penyakit ini juga dapat menular siapa pun dengan menyerang beberapa bagian tubuh seperti paru-paru, tulang belakang, otak, kelenjar getah bening, dan jantung.
ADVERTISEMENT
“Penyakit TB disebabkan kuman (bakteri) bukan penyakit turunan,” ucapnya.
Tak hanya obat-obatan antibiotik, penyakit TBC juga dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi.
Saat ini, Indonesia tengah mengembangkan vaksin (TBC) M72. Vaksin ini diinisiasi oleh Bill Gates selaku pendiri Microsoft dan Gates Foundation. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut pembuatan vaksin ini ditargetkan rampung pada tahun 2028.