Sketsa pelaku penyerangan air keras Novel Baswedan

Apakah Penyerang Novel Sesuai dengan Sketsa Wajah yang Disebar Polisi?

27 Desember 2019 20:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyidik Senior KPK Novel Baswedan. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Penyidik Senior KPK Novel Baswedan. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Polri menangkap dua penyiram air keras terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan, pada Kamis (26/12) malam. Keduanya merupakan anggota polisi aktif berinisial RB dan RM.
ADVERTISEMENT
Pengacara Novel Baswedan, Alghiffari Aqsa, mempertanyakan perkembangan penyelidikan yang seolah baru dan tak terkait dengan temuan yang ada selama ini, termasuk sketsa wajah. Ia pun meminta Polri menjelaskan keterkaitan sketsa wajah itu dengan dua polisi yang ditetapkan sebagai tersangka.
"Temuan polisi seolah-olah baru sama sekali. Misal apakah orang yang menyerahkan diri mirip dengan sketsa-sketsa wajah yang pernah beberapa kali dikeluarkan Polri. Polri harus menjelaskan keterkaitan antara sketsa wajah yang pernah dirilis dengan tersangka yang baru saja ditetapkan," ujar Alghiffari dalam siaran persnya, Jumat (27/12).
Sketsa pelaku penyerangan air keras Novel Baswedan Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Dia menilai ada sejumlah kejanggalan dalam penangkapan pelaku penyerangan ke Novel Baswedan itu. Di antaranya adanya Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyelidikan (SP2HP) tertanggal 23 Desember 2019 yang menyatakan pelaku belum diketahui.
ADVERTISEMENT
"(Kemudian) Perbedaan berita yaitu kedua polisi tersebut menyerahkan diri atau ditangkap," ujarnya.
Selain itu, dia menilai ada ketidaksinkronan antara pernyataan dari Polri dengan Presiden Jokowi soal adanya tersangka penyiraman air keras ke Novel Baswedan.
"Ketidaksinkronan informasi dari Polri yang mengatakan belum diketahuinya tersangka dengan pernyataan Presiden yang mengatakan akan ada tersangka. (Ini) Menunjukkan cara kerja Polri yang tidak terbuka dan profesional dalam kasus ini," jelas Alghiffari.
"Korban, keluarga, dan masyarakat berhak atas informasi terlebih kasus ini menyita perhatian publik dan menjadi indikator keamanan pembela HAM dan anti korupsi," imbuhnya.
Sketsa terduga penyerangan Novel Baswedan Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Alghiffari meminta kepolisian mengungkap aktor intelektual dalam kasus tersebut. Terlebih, temuan Tim Gabungan bentukan Polri menyatakan serangan kepada Novel Baswedan berhubungan dengan pekerjaannya sebagai penyidik KPK.
ADVERTISEMENT
"KPK menangani kasus-kasus besar, sesuai UU KPK, sehingga tidak mungkin pelaku hanya berhenti di dua orang ini. Oleh karena itu perlu penyidikan lebih lanjut hubungan dua orang yang saat ini ditangkap dengan kasus yang ditangani Novel atau KPK," terang Alghiffari.
Dirinya juga meminta kepolisian mengungkap secara jelas motif penyerang. Ia menegaskan jangan sampai kedua pelaku yang telah ditangkap hanyalah orang yang sengaja 'pasang badan' untuk menutupi aktor intelektualnya.
"Oleh karena itu Polri harus membuktikan pengakuan yang bersangkutan kesesuaian dengan keterangan saksi-saksi kunci di lapangan," pungkasnya.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten