Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Arcturus Bikin Kasus COVID-19 di India Naik 30 Kali Lipat, Kematian Naik 20 Kali
17 April 2023 16:58 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Setelah mendisiplinkan diri dengan menggunakan masker hingga melakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) selama 3 tahun lamanya, tentu ini membuat sebagian masyarakat lelah. Namun tidak ada salahnya waspada.
Varian Arcturus ternyata muncul pertama kali di India pada akhir Januari 2023. Varian ini disebut memiliki gejala baru yakni mata merah dan peningkatan kotoran mata. Dilansir Independent, Arcturus yang merupakan subvarian dari Omicron ini sudah muncul di 22 negara, seperti Singapura, AS, Inggris, Australia dan India.
Per Rabu (12/4), India melaporkan 7 ribu lebih kasus baru, dengan kasus aktif mencapai 40 ribu. Lantas, bagaimana kenaikan kasus Covid-19 di India usai adanya penyebaran varian Arcturus?
Pada April 2023, tampak puncak kasus penyebaran Corona berada di angka 6.155. Jika dibandingkan dengan bulan Maret 2023, kasus COVID-19 di India tembus 200 kasus per harinya. Artinya, hanya butuh waktu sekitar 1 bulan, kasus corona tercatat di India melonjak tajam sebanyak 30 kali lipat.
ADVERTISEMENT
Hal ini juga terjadi pada kasus kematian akibat corona yang meningkat. Pada 21 April 2023, kematian meningkat tajam mencapai 21 orang per harinya.
Padahal, di sepanjang bulan Maret 2023, kematian tak lebih dari 10 kasus per harinya. Semenjak Arcturus menggemparkan India pada kasus pertamanya di bulan April, kasus harian maupun kematian akibat corona didominasi peningkatan dari hari ke hari.
Jika dilihat dari capaian vaksinasi di India, dosis pertama saja hingga saat ini belum mencapai angka 90 persen dari total seluruh masyarakatnya. Dosis pertama vaksinasi covid baru mencapai 74,4 persen. Kemudian, vaksinasi dosis kedua berada di angka 68,9 persen. Sementara, vaksinasi dosis ketiga masih berada di bawah 20 persen atau lebih tepatnya baru mencapai 16,1 persen.
ADVERTISEMENT
Tak Hanya Arcturus, tapi juga Delta
Ternyata varian corona yang asalnya datang dari India tak hanya Arcturus saja, tetapi varian Delta dan Kappa juga tercatat pertama kali ditemukan di negara dengan penduduk terbanyak ke-2 di dunia itu. Varian Kappa atau juga dikenal dengan B.1.617.1 pertama kali ditemukan di India pada Desember 2020.
Kappa berhasil membawa banyak mutasi varian lain, seperti Delta. Varian ini termasuk yang paling menular dan berbahaya pada saat itu. Akhirnya, pada 11 Mei 2021, WHO melaporkan varian ini di 34 negara. Namun pada 25 Mei 2021, setidaknya terdapat 41 negara yang mencatat kasus positif Covid-19 tipe Kappa ini.
Salah satu negara yang mencatat penyebaran covid akibat varian Kappa adalah Inggris. Negara kerajaan itu mengidentifikasi 418 kasus positif yang dipicu varian Kappa. Pada Juni 2021, puluhan kasus di Australia terkonfirmasi disebabkan oleh Kappa.
ADVERTISEMENT
Mutasi dari Kappa ini menyebabkan varian baru muncul, yaitu Delta. Kecepatan penularan Delta yang tak terkontrol, akhirnya berhasil menjadi penyumbang 60 persen virus covid di Amerika Serikat di tahun 2021. Bahkan, di Inggris, mutasi Kappa ini berhasil menjangkiti 90 persen dari seluruh masyarakat yang tercatat positif corona di Inggris.
Sementara di India, varian Delta memperparah terinfeksinya covid di negara tersebut. Pada April 2021, gelombang besar covid benar-benar terjadi, setidaknya tercatat kasus positif corona tembus di angka 100.000 perharinya. Kemudian, Indonesia kedatangan eksodus dari India sebanyak 127 orang di bulan yang sama. Dari situ, 12 orang tercatat positif COVID-19.
Akhirnya, pemerintah Indonesia sempat melarang kedatangan WN India pada 24 April 2021. Di bulan Juni 2021, Indonesia mencatatkan 25 orang di Jawa Barat positif kasus corona varian Delta. Dari situ, awal mula melonjak tajamnya covid di Indonesia, yakni 2,5 juta kasus pada bulan Juli.
ADVERTISEMENT
Festival Keagamaan Picu Tsunami Delta di India
Penularan yang cepat dari varian Delta dan adanya acara festival keagamaan di bulan April 2021 memperparah angka positif covid di India yang mencapai 100.000 kasus per harinya.
Saat itu, terdapat festival besar agama Hindu bernama Kumbh Mela. Terdapat sekitar 5 juta peziarah yang datang dari berbagai daerah di India. Saat menjalankan ritual keagamaan tersebut, mereka tak terlihat mengenakan masker ketika berkumpul.
Kumbh Mela sendiri merupakan perayaan yang dilaksanakan empat kali selama 12 tahun. Ritual mandi bersama ini biasanya dilakukan di empat lokasi, yakni Haridwar, Prayag, Ujjain dan Nashik. Dilansir Britannica, Kumbh Mela merupakan tradisi ziarah terbesar di India.
Tradisi ini juga adalah ziarah massal umat Hindu yang berlangsung selama 2 bulan ke depan, di mana para peserta ziarah secara simbolis membasuh dosa-dosa mereka di sungai yang dinilai suci di India.
ADVERTISEMENT
Dilansir AFP, penyelenggara festival Siddharth Chakrapani, mengatakan, "keyakinan kami adalah hal terbesar bagi kami. Karena keyakinan yang kuat, banyak orang datang ke sini untuk berendam di Gangga. Mereka percaya bahwa Maa (ibu) Gangga akan menyelamatkan mereka dari pandemi ini."
Pejabat di Haridwar, Suresh Kumar, mengatakan pada 12 & 13 April 2021 sudah terdeteksi hampir 2.000 peserta festival terinfeksi COVID-19.
"Orang-orang tidak mengikuti pedoman COVID. Mereka ceroboh," kata Suresh, dikutip dari AFP.
****
kumparan bagi-bagi berkah senilai jutaan rupiah. Jangan lewatkan beragam program spesial lainnya. Kunjungi media sosial kumparan untuk tau informasi lengkap seputar program Ramadhan! #BerkahBersama