ART yang Dibunuh Eks Finalis MasterChef Malaysia 2012 Punya 1 Anak di Sulsel

ART bernama Nur Afiah Daeng Damin yang tewas dibunuh oleh eks finalis MasterChef Malaysia 2012. Foto: Dok. Istimewa

Asisten rumah tangga (ART), Nur Afiah Daeng Damin, yang tewas di tangan eks finalis MasterChef Malaysia 2012 dan suaminya diketahui memiliki seorang anak yang dititipkan di Kabupaten Bulukumba, Sulsel.

Anak semata wayangnya bernama Arul masih berusia 10 tahun. Ia duduk di kelas 4 SD di Hila-hila, Desa Ekatiro, Kecamatan Bontotiro, Kabupaten Bulukumba, Sulsel.

kumparan menemui kakak dari Nur Afiah, Usdar Daeng Daming, di kediamannya pada Rabu (5/1). Usdar mengatakan, selama ini Arul diasuh oleh sang kakek yakni ayah kandung Nur Afia, Daeng Aming, di kampung halamannya. Nur Afiah bersama suaminya bekerja sebagai ART di negeri jiran Malaysia.

Usdar menjelaskan, Nur Afiah merupakan saudara tirinya. Dia anak bungsu dari tujuh bersaudara. Sementara Nur Afiah anak dari istri kedua ayahnya. Ibu Nur Afiah sendiri merupakan keturunan Jawa Timur.

"Fiah ini saudara tiri saya. Dia anak bapak dari istri kedua. Fiah juga anak tunggal," ucapnya.

Ayah dan ibu kandung Nur Afiah sempat merantau ke Malaysia. Namun, saat Nur Afiah masih duduk di sekolah dasar, sang ibu meninggal dunia. Ayahnya membawa dia kembali ke kampung halaman di Bulukumba.

"Bapak selama ini merantau di Malaysia dan menikah dengan ibunya Fiah. Setelah meninggal ibunya Fiah, bapak pulang ke kampung dan Fiah juga dibawa karena dia sendiri di Malaysia," ungkapnya.

Di kampung halaman orangtuanya, Fiah masih sempat sekolah hingga dibangku SMP. Setelah lulus SMP, ia pun menikah dengan sepupu dari keluarga ayahnya dan dikarunia satu orang anak laki-laki.

"Fiah sama suaminya kembali ke Malaysia. Tapi anaknya tidak ikut," beber dia.

Berdasarkan penelusuran KJRI Kota Kinabalu, didapatkan informasi bahwa Nur Afiah sampai saat ini merupakan WN Malaysia.

Nur Afiah diduga dibunuh oleh majikannya yang merupakan eks finalis MasterChef Malaysia 2012 Etiqah Siti Noorashikeen (33) dan Mohammad Ambree Yunos (40).

Pasutri ini ditangkap pada 14 Desember lalu, satu hari setelah mereka melapor kepada polisi bahwa mereka menemukan ART-nya tergeletak di lantai apartemen mereka.

Pembunuhan dilaporkan terjadi di kediaman pasutri itu di Amber Tower, Jalan Lintas, Distrik Penampang. Namun, mereka sempat dibebaskan dengan jaminan pada 21 Desember.

Keduanya didakwa dengan Pasal 302 KUHP Malaysia yang mengatur hukuman mati. Dakwaan tersebut dijatuhkan pada Rabu (29/12). Kini keduanya ditahan hingga persidangan selanjutnya, yakni pada 10 Februari 2022.