AS dan Sekutu Siap Balas Serangan Siber Rusia Terhadap Ukraina

16 Februari 2022 9:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi serangan siber. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi serangan siber. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutu Barat menyatakan kesiapannya untuk merespons serangan siber yang dilakukan oleh Rusia di tengah peningkatan tensi konflik Rusia-Ukraina.
ADVERTISEMENT
Menurut sejumlah pejabat AS dan Eropa, tindakan balasan atau sanksi yang akan dijatuhkan oleh mereka tergantung pada tingkat keparahan serangan siber yang diluncurkan Rusia.
Hal ini disampaikan beberapa jam setelah otoritas keamanan informasi Ukraina melaporkan situs Kementerian Pertahanan dan dua bank mereka mengalami serangan siber, Selasa (15/2).
Ukraina tidak secara spesifik menyebut nama pelaku serangan, tetapi keterangan oleh Pusat Komunikasi Strategis dan Keamanan Informasi Ukraina (Stratcom Centre UA) diduga menyindir Rusia.
“Tidak bisa dikesampingkan bahwa pelaku penyerangan siber ini menggunakan taktik trik-trik kecil nan kotor, karena rencana agresif pelaku tidak berhasil terjadi dalam skala besar,” ujar StratCom Centre dikutip dari AFP.
Presiden AS Joe Biden berbicara tentang operasi Pasukan Khusus AS di Suriah Utara melawan pemimpin ISIS Abu Ibrahim al-Hashemi al-Quraishiz, Kamis (3/2/2022). Foto: Sarah Silbiger/Reuters
Kepada wartawan, Presiden AS Joe Biden menegaskan Washington berkoordinasi dengan NATO dan pihak lainnya untuk memperluas pertahanan terhadap ancaman di dunia maya.
ADVERTISEMENT
Dilaporkan Reuters, ahli-ahli keamanan Barat berpendapat serangan siber terhadap tiga situs Ukraina itu dilakukan oleh Rusia. Serangan tersebut pun bisa dikatakan sudah terduga.
“Presiden Biden mengatakan, kami akan merespons tindakan-tindakan Rusia selain invasi militer. Tetapi, apa yang diputuskan nanti akan tergantung pada sejauh mana serangan siber itu. Sangat banyak jangkauannya, sulit untuk menjelaskan hingga spesifik,” ujar seorang pejabat AS yang menolak disebutkan namanya.
Sedangkan seorang diplomat Eropa mengungkapkan, serangan siber merupakan komponen dari strategi Rusia.
Serangan macam ini sudah pernah digunakan oleh Moskow dalam konfrontasi militer terhadap Georgia dan Ukraina sebelumnya.
“Ini bagian dari playbook mereka,” jelas diplomat tersebut.
Ilustrasi serangan siber. Foto: Shutterstock
AS, Eropa, dan sekutu telah merancang sanksi-sanksi mendetail yang akan dijatuhkan kepada Rusia jika pasukan militer mereka nekat menyerang Ukraina.
ADVERTISEMENT
Namun, belum ada rencana yang sedetail itu untuk merespons serangan siber Rusia. Ini disebabkan rumitnya proses bahkan untuk menentukan siapa pelaku serangan, terutama dalam kasus serangan berupa Penolakan Layanan secara Terdistribusi (DDoS attack).
Serangan DDoS dilakukan dengan cara mengganggu layanan host yang terhubung ke internet dengan membanjiri server yang menjadi korban dengan permintaan berlebih, membebani sistem, hingga membuat situs tersebut tidak bisa diakses.
Pejabat Eropa yang menolak menyebutkan namanya mengatakan, serangan siber yang lebih agresif dan merusak oleh Rusia, akan dibalas dengan respons yang lebih keras.
Ilustrasi perang Ukraina dan Rusia. Foto: REUTERS/Dado Ruvic
“Respons tersebut bisa melibatkan tindakan-tindakan di luar sanksi, meliputi serangan siber atau fisik terhadap server yang terlibat,” ungkap seorang ahli siber yang familiar dengan perencanaan sanksi Barat terhadap Rusia.
ADVERTISEMENT
Banyak warga Rusia yang sudah masuk ke dalam blacklist sanksi Barat akibat serangan-serangan siber mereka sebelumnya.
Dalam beberapa pekan terakhir, AS dan Barat menggalakkan diskusi untuk membahas sanksi terhadap serangan atau invasi fisik ketimbang membicarakan opsi-opsi sanksi terhadap serangan siber.
“Tidak ada peta jalan mendetail mengenai apa yang akan dilakukan ketika terjadi serangan siber. Itu akan tergantung pada tiap kasusnya,” tutup diplomat Eropa.