AS-Korsel-Jepang Latihan Udara Gabungan, Balas Ancaman Nuklir & Rudal Korut

3 November 2024 19:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dua B-1B Lancerbomber bersama dua F2 Fighter Jet Foto: U.S. Air Force/Tech. Sgt. Richard P. Ebensberger/Handout via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Dua B-1B Lancerbomber bersama dua F2 Fighter Jet Foto: U.S. Air Force/Tech. Sgt. Richard P. Ebensberger/Handout via REUTERS
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang menggelar latihan udara gabungan pada Minggu (3/11), melibatkan pesawat pengebom berat B-1B milik AS.
ADVERTISEMENT
Langkah ini merupakan respons terhadap uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) terbaru Korea Utara yang mampu mencapai daratan AS.
Dalam latihan tersebut, AS mengerahkan B-1B Lancer, sementara Korea Selatan menggunakan jet tempur F-15K dan KF-16, dan Jepang mengerahkan jet tempur F-2.
Jet tempur dari Korsel dan Jepang mengawal pesawat B-1B menuju lokasi yang ditentukan di selatan semenanjung Korea, menunjukkan kemampuan serangan akurat terhadap target simulasi.
Diberitakan AFP, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan menyatakan latihan ini mencerminkan komitmen kuat aliansi AS-Korsel dalam pencegahan ancaman nuklir dan rudal dari Korea Utara yang terus meningkat.
Pesawat B-1B Lancerbomber Foto: U.S. Air Force/Tech. Sgt. Richard P. Ebensberger/Handout via REUTERS
B-1B Lancer adalah pesawat pengebom berat supersonik dengan daya muat 34.000 kilogram, termasuk amunisi konvensional dan berpemandu presisi.
ADVERTISEMENT
Ini adalah keempat kalinya pesawat tersebut dikerahkan ke Semenanjung Korea sepanjang 2024 dan kedua kalinya untuk latihan trilateral dengan Jepang.
Korea Utara meluncurkan ICBM terbarunya yang diklaim mampu terbang lebih tinggi dan jauh daripada rudal sebelumnya.
Media resmi Korea Utara menyebutnya sebagai “rudal strategis terkuat di dunia” dan menyatakan kepuasan pemimpin Kim Jong-un atas keberhasilan peluncuran tersebut.
Kim menegaskan, Korut tidak akan mundur dari strategi memperkuat kekuatan nuklirnya.
Peluncuran ini terjadi di tengah perhatian internasional terhadap dugaan pengerahan ribuan pasukan Korea Utara ke Rusia untuk membantu perang di Ukraina. AS menyebut ribuan tentara Korut akan segera terlibat dalam pertempuran di medan perang.