AS Mulai Serang ISIS-K Sehari Usai Ledakan di Bandara Kabul, 2 Militan Tewas

28 Agustus 2021 10:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tentara berjaga-jaga di bandara Kabul, Afghanistan, Senin (23/8/2021. Foto: Reuters TV
zoom-in-whitePerbesar
Tentara berjaga-jaga di bandara Kabul, Afghanistan, Senin (23/8/2021. Foto: Reuters TV
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat meluncurkan serangan drone ke pihak "perencana” ledakan bom bunuh diri di sekitar Bandara Kabul, ISIS-K (kelompok ISIS di Afghanistan), pada Jumat (27/8). Serangan balasan di Afghanistan bagian timur ini menewaskan dua orang target.
ADVERTISEMENT
Serangan dari AS itu dilancarkan sehari usai insiden bom bunuh diri oleh ISIS-K di Bandara Kabul yang menewaskan 13 pasukan militer AS serta ratusan warga sipil Afghanistan.
Presiden AS Joe Biden sebelumnya telah berjanji untuk memburu pelaku pengeboman. Pada Kamis (26/8), beberapa saat setelah ledakan terjadi, Biden memerintahkan Pentagon untuk menyusun rencana serangan terhadap otak pengeboman.
Komando Pusat AS mengatakan, serangan tersebut terjadi di Provinsi Nangarhar, berlokasi di timur Ibu Kota Kabul dan berbatasan langsung dengan negara tetangga Pakistan.
“Indikasi awal adalah kami membunuh target. Sejauh ini, kami tidak menerima laporan adanya warga sipil menjadi korban,” ujar militer AS dalam keterangannya, sebagaimana dikutip dari Reuters. Komando Pusat tidak menyebutkan apakah target serangan AS ini berkaitan langsung dengan ledakan di Kabul.
Presiden AS Joe Biden menyampaikan pidato tentang krisis di Afghanistan di Ruang Timur di Gedung Putih di Washington, AS, Senin (16/8). Foto: Leah Millis/REUTERS
Seorang pejabat pemerintahan AS yang namanya tidak disebut mengatakan, serangan ini diluncurkan pada militan ISIS yang tengah merencanakan serangan-serangan lainnya.
ADVERTISEMENT
Drone atau pesawat tanpa awak yang digunakan AS adalah reaper drone. Reaper drone ini diberangkatkan dari Timur Tengah dan menyerang seorang militan ketika berada di sebuah mobil, bersama dengan rekan sesama militan ISIS-K lainnya.
Pejabat tersebut menambahkan, keduanya terbunuh akibat serangan reaper drone itu.
ISIS-K, atau Islamic State Khorasan, mengeklaim bertanggung jawab atas serangan di bandara Kabul. Sumber dari Taliban mengatakan kepada Al Jazeera, jumlah korban tewas mencapai 175 jiwa.
Jumlah pasukan AS yang tewas berjumlah 13 orang, sementara 18 lainnya luka-luka dan sudah diterbangkan ke Jerman untuk menjalani perawatan.
Di Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, sebanyak 5.000 pasukan militer AS dikerahkan untuk membantu proses evakuasi warga negara AS, warga Afghanistan yang rentan, serta warga negara lainnya sebelum batas waktu 31 Agustus.
Denah lokasi ledakan di bandara Kabul. Foto: Twitter/@Reuters
Serangan pada hari Kamis itu menandai korban tewas dari militer AS pertama di Afghanistan sejak Februari 2020 silam. Ledakan di Bandara Kabul ini juga merepresentasikan insiden paling berdarah bagi pasukan AS di Afghanistan dalam 10 tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
“Kami tak akan memaafkan, kami tak akan melupakan. Kami akan memburu Anda dan membuat Anda membayar perbuatan Anda,” tegas Biden di Gedung Putih, Kamis (26/8) waktu setempat.
Akibat dari kejadian ini, Biden memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang di Gedung Putih dan seluruh gedung publik di penjuru AS.
Pasukan AS sudah mengantisipasi serangan lanjutan dari militan ISIS-K.
Pada Jumat (27/8) malam, Kedutaan Besar AS di Kabul memperingatkan WN AS untuk tidak berangkat ke bandara karena adanya ancaman keamanan yang berbahaya.
Sementara mereka yang sudah berada di bandara, terutama di gerbang Abbey, Timur, Utara, dan gerbang Kementerian Dalam Negeri, diminta untuk segera meninggalkan lokasi.