AS Sebut Rusia Ketahui Rencana Serangan Senjata Kimia Suriah

11 April 2017 5:15 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Korban senjata kimia di Suriah. (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Korban senjata kimia di Suriah. (Foto: Reuters)
Pemerintah Amerika Serikat menyimpulkan bahwa Rusia mengetahui rencana penggunaan senjata kimia oleh Suriah yang ditembakkan pada Rabu (5/4) lalu. Kesimpulan ini diutarakan oleh pejabat militer AS dalam sebuah wawancara pada Senin (11/4).
ADVERTISEMENT
Dilansir Associated Press, pejabat militer AS mendapat bukti bahwa Rusia mengoperasikan drone atau pesawat tanpa awak yang diterbangkan di atas rumah sakit yang menerima para korban senjata kimia. Beberapa jam setelah drone menyelesaikan pengintaiannya, pesawat tempur buatan Rusia dikirim untuk menjauhkan bom di rumah sakit tersebut.
Pejabat militer AS menyebutnya sebagai "upaya menghilangkan bukti penggunaan senjata kimia".
Pejabat tersebut berujar bahwa penggunaan drone yang terbang di atas rumah sakit bukan suatu kebetulan. Rusia dianggap mengetahui rencana operasi yang menggunakan senjata kimia dan mampu merekam para korban yang mencari pertolongan medis di tempat tersebut.
Pejabat resmi yang tidak mau disebut namanya dengan alasan intelijen, enggan menyebutkan kapan tepatnya drone yang diduga milik Rusia berada diterbangkan. Drone berada di atas Kota Khan Sheikhtoun yang dihujani serangan senjata beracun yang menewaskan 80 orang. Dia juga tidak menyebutkan detail terkait sumber yang membangun kesimpulan keterlibatan Rusia dalam operasi senjata kimia hari itu.
ADVERTISEMENT
Dugaan tersebut memperkeruh hubungan AS dan Rusia yang semakin tegang pasca serangan rudal AS ke pangkalan militer Suriah pada Jumat (7/4). Tuduhan ini merupakan yang pertama kali dilayangkan pemerintah AS kepada Rusia terkait serangan senjata kimia oleh militer Suriah.
Padahal, AS dan Rusia sempat akur pada tahun 2013 karena kasus senjata kimia Suriah. Keduanya setuju untuk memusnahkan 1.300 ton senjata kimia Suriah setelah pertama kali digunakan akhir 2013 untuk menyerang permukiman penduduk.
Belum ada keterangan resmi dari militer AS mengenai dugaan drone yang diterbangkan di atas Kota Khan Sheikhtoun. Pentagon belum mengeluarkan bukti intelijen terkait siapa yang mengoperasikan drone tersebut. Identitas pesawat pengebom rumah sakit tidak bisa disimpulkan semata-mata hanya karena pesawat tersebut milik Rusia. Angkatan udara Suriah juga memiliki pesawat pabrikan Rusia yaitu Sukhoi 22. Meski hanya sebatas dugaan, sumber pejabat militer tersebut yakin bahwa Rusia yang menerbangkannya.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi kapal perang meluncurkan rudal tomahawk. (Foto: wikimedia commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kapal perang meluncurkan rudal tomahawk. (Foto: wikimedia commons)
Hubungan Rusia memanas setelah 59 rudal AS menyerang pangkalan udara Shayrat di Homs, Suriah. Hampir 20 pesawat militer Suriah hancur. Rusia sebagai sekutu terdekat pemerintah Bashar al-Assad merespons keras serangan AS tersebut.
Hubungan semakin tegang setelah AS tetap pada sikapnya untuk menjatuhkan Assad. Sebelumnya, juru bicara Angkatan Bersenjata AS, Kolonel John J. Thomas, telah menyiagakan lebih banyak armada perang untuk berjaga-jaga dari serangan terhadap pasukan mereka di Suriah.