AS Siapkan Sanksi usai Petahana Nicolas Maduro Menang Pilpres Venezuela

30 Juli 2024 11:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Venezuela Nicolas Maduro merayakan kemenangannya setelah pemilihan presiden di Caracas, Venezuela, Senin (29/7/2024). Foto: Fausto Torrealba/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Venezuela Nicolas Maduro merayakan kemenangannya setelah pemilihan presiden di Caracas, Venezuela, Senin (29/7/2024). Foto: Fausto Torrealba/REUTERS
ADVERTISEMENT
Pemerintah Amerika Serikat pada Senin (29/7) menyebut, pilpres Venezuela yang dimenangkan petahana Nicolas Maduro penuh manipulasi. Washington tengah menyiapkan sanksi kepada Venezuela.
ADVERTISEMENT
Pada Senin (29/7), komisi pemilu Venezuela mengumumkan Maduro berhasil memenangkan pemilu dengan 51 persen suara. Dengan itu, kepemimpinan Maduro masuk periode ketiga.
Keputusan komisi pemilu, yang diisi loyalis Maduro, berbeda dengan perhitungan exit polls sejumlah lembaga independen. Oposisi, Edmundo Gonzales, dilaporkan menang mutlak pada pilpres Venezuela.
Kandidat presiden oposisi Venezuela Edmundo Gonzalez Urrutia. Foto: Federico PARRA / AFP
Amerika Serikat dan beberapa negara di Benua Amerika turut meragukan kemenangan Maduro. Pemerintah AS bahkan menuntut otoritas Venezuela merilis detail tabulasi perhitungan suara pemilu.
Seorang pejabat tinggi AS menegaskan, mereka sedang menilai dan memperhitungkan sanksi apa yang akan dijatuhkan. Seberapa beratnya sanksi akan ditentukan sikap Maduro seusai pemilu.
"Kami berhadapan dengan potensi skenario baru. Kami akan mempertimbangkan saat kami memetakan ke mana kami melangkah sesuai sanksi akan dijatuhkan ke Venezuela," kata pejabat AS tersebut seperti dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
AS pada Oktober 2023 lalu sempat meringankan sanksi kepada Venezuela. Langkah itu diambil setelah pemerintahan Maduro membuka komunikasi dengan oposisi jelang pilpres 2024.
Akan tetapi, April 2024, AS malah menjatuhkan sanksi baru. Pemicunya adalah sejumlah tindakan Maduro yang dinilai merusak sistem pemilu di Venezuela.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken saat akan berangkat menuju Israel di Pangkalan Gabungan Andrews, Maryland, AS, Rabu (11/10/2023). Foto: Jacquelyn Martin/POOL/AFP
Sebelum mengungkap potensi sanksi baru pun, Menlu AS Antony Blinken menyatakan keprihatinan atas pilpres Venezuela. Dia percaya pengumuman Maduro sebagai pemenang tidak mencerminkan keinginan rakyat Venezuela.
Meski mendapat tekanan dari AS, Maduro bersikeras hasil pilpres kredibel. Maduro juga menegaskan sistem pemilu di negaranya dilakukan dengan transparan.