AS Tidak Akan Segan Serang Suriah Lagi

10 April 2017 13:32 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Armada Angkatan Laut Amerika. (Foto: Reuters/Kim Hong-Ji)
Amerika Serikat tidak akan segan menyerang Suriah lagi jika rezim Bashar al-Assad masih membantai rakyatnya dengan senjata kimia. Namun untuk saat ini, misi utama AS adalah menggulingkan Assad, biang keladi konflik berkepanjangan di Suriah.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan oleh penasihat keamanan nasional Presiden Donald Trump, H. R. McMaster dalam wawancara di televisi, seperti dikutip Reuters, Minggu (9/4). McMaster mengaku tidak menutup kemungkinan AS akan menyerang Suriah lagi, seperti yang dilakukan pada Jumat pekan lalu.
Serangan, kata McMaster, akan dilancarkan lagi oleh AS jika Assad masih menyerang rakyat dan pasukan pemberontak yang dibeking Barat, baik dengan senjata kimia maupun senjata konvensional.
"Kami bersiap untuk melakukan lebih. Presiden akan mengambil keputusan apa pun yang dipikirnya terbaik bagi kepentingan rakyat Amerika," kata McMaster.
Suasana kapal induk kelas Nimitz, USS Carl Vinson (Foto: Tom Tonthat/Handout via Reuters )
Ini adalah komentar pejabat AS pertama sejak serangan rudal dilancarkan ke pangkalan militer Suriah Jumat pekan lalu. Serangan itu adalah respons dari serangan senjata kimia yang menewaskan sekitar 100 orang pekan lalu.
ADVERTISEMENT
Perintah serang dari Trump ini adalah agresi pertama AS terhadap Suriah setelah solusi diplomatis yang dilakukan sepanjang pemerintahan Barack Obama tidak membuahkan hasil. Sejak konflik di Suriah pecah pada 2011, sudah lebih dari 400 ribu orang tewas.
McMaster selanjutnya mengatakan, misi utama AS untuk mengatasi konflik Suriah masih tidak berubah, yaitu melengserkan Bashar al-Assad. Namun untuk memuluskan misi ini, AS tidak akan bertindak sendiri.
Dia mengatakan upaya tengah dilakukan AS untuk menggalang dukungan dari negara-negara koalisi untuk menggulingkan Assad. Dengan dukungan dari Rusia dan Iran, Assad hampir tidak tersentuh.
"Sangat sulit memahami terwujudnya solusi politis jika rezim Assad masih berkuasa. Kami tidak mengatakan AS yang akan membuat perubahan. yang kami katakan adalah, negara-negara harus bertanya kepada diri sendiri. Rusia harus bertanya kepada diri sendiri, mengapa mereka mendukung rezim pembunuh yang melakukan pembunuhan massal terhadap rakyatnya sendiri?" ujar McMaster.
ADVERTISEMENT