news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Asal-usul Pit Hitam dan Rasisme di Baliknya

24 Desember 2018 17:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Piet Hitam. (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Piet Hitam. (Foto: Shutter Stock)
ADVERTISEMENT
Natal adalah momen yang menggairahkan bagi banyak orang, khususnya anak-anak. Bagaimana tidak? Setelah selama satu tahun penuh mereka berusaha menjadi anak yang baik, akhirnya jerih payah mereka akan dihargai oleh Sinterklas dengan hadiah yang mereka sudah inginkan sejak lama.
ADVERTISEMENT
Tapi itu kalau mereka sudah berhasil menjadi anak yang baik. Kalau mereka nakal, maka mereka tidak akan berurusan dengan Sinterklas, melainkan dengan pembantunya yang berwajah hitam yang disebut Pit Hitam.
Sinterklas memang populer di seluruh dunia. Tapi Pit Hitam tidak ada di semua negara. Pit Hitam hanya ada di Indonesia dan negara-negara rendah seperti Luxembourg, Belgia, dan Belanda yang dikenal dengan nama Zwarte Piet dalam bahasa setempat.
Tidak mengherankan jika Pit Hitam hanya ada di negara-negara tersebut karena karakter Pit Hitam sendiri muncul pertama kali pada tahun 1850 dalam dongeng yang ditulis oleh seorang guru dari Amsterdam bernama Jan Schenkman. Sementara Indonesia mengenal tokoh Pit Hitam dari masa penjajahan Belanda.
ADVERTISEMENT
Apakah yang dilakukan oleh Pit Hitam terhadap anak-anak?
Menurut cerita, Pit Hitam yang berwajah hitam, berambut keriting, dan berbibir luar biasa tebal dan merah ini sampai ke Belanda bersama dengan Sinterklas.
Mereka datang dengan menggunakan perahu dari Spanyol pada tanggal 5 Desember saat hari St. Nicholas. Tugas Pit Hitam adalah membantu Sinterklas membagikan hadiah, permen, dan kue jahe untuk anak-anak yang baik.
Sinterklas dan Piet Hitam. (Foto: AFP/EVERT ELZINGA)
zoom-in-whitePerbesar
Sinterklas dan Piet Hitam. (Foto: AFP/EVERT ELZINGA)
Sementara anak-anak yang nakal akan dibuang ke Spanyol untuk dipekerjakan sebagai pemetik jeruk. Dalam dongeng yang berkembang di Indonesia, Pit Hitam bertugas menangkap anak-anak nakal, memasukkan mereka ke dalam karung dan memukuli menggunakan sapu.
Adakah yang salah dengan karakter Pit Hitam?
Banyak orang yang tidak menyadari aspek rasisme di balik karakter Pit Hitam. Wajah Pit Hitam yang hitam membuat anak-anak memiliki perspektif yang salah terhadap orang-orang berkulit hitam.
ADVERTISEMENT
Mereka dianggap menyeramkan, galak, melakukan kekerasan, dan hanyalah budak dari orang kulit putih yang dalam hal ini adalah Sinterklas. Pembuangan anak-anak ke Spanyol juga merupakan penghinaan sendiri bagi warga Spanyol. Mereka tentu saja marah karena negaranya dianggap sebagai tempat pembuangan anak-anak.
Lalu mengapa Pit Hitam diterima oleh masyarakat di awal kemunculannya?
Pada saat tokoh Pit Hitam muncul pertama kali pada 1850, masyarakat Belanda masih diuntungkan dengan perdagangan budak pada abad ke-17 sampai ke-18.
Sinterklas di Berlin, Jerman. (Foto: AFP/John Macdougall)
zoom-in-whitePerbesar
Sinterklas di Berlin, Jerman. (Foto: AFP/John Macdougall)
Mereka turut membantu mengangkut budak-budak kulit hitam dari Afrika menuju Amerika. Baru pada tahun 1863 sajalah, Belanda melarang adanya perbudakkan di daerah kekuasaannya.
Hal tersebut menyebabkan kemunculan Pit Hitam pertama kali tidak mengalami penolakan karena pada saat itu perbudakan kulit hitam adalah sesuatu yang wajar.
ADVERTISEMENT
Lalu apa yang terjadi pada Pit Hitam sekarang?
Meskipun sekarang 88 persen orang Belanda menganggap bahwa Pit Hitam sekadar tradisi dan tidak berhubungan dengan rasisme, sebagian orang mulai tidak setuju dan tidak ingin mempertahankannya.
Protes terhadap Pit Hitam mulai sering disuarakan di Belanda. Sementara dari luar Belanda, karakter Pit Hitam juga mendapat perhatian dan kritikan.
Kebanyakan mereka yang tidak setuju berasal dari kota-kota besar di Belanda dan dari komunitas kulit hitam.
Mereka mengasosiasikan Pit Hitam dengan sejarah penjajahan Belanda dan stereotipikal orang kulit hitam yang berambut keriting, berbibir tebal, dan suka menggunakan anting emas. Para demonstran mengganggap Pit Hitam merupakan penghinaan terhadap nenek moyang mereka.
Karakter Pit Hitam mulai pelan-pelan diubah. Sebuah pusat perbelanjaan di Belanda bahkan mengganti warna kulit Pit Hitam menjadi emas.
ADVERTISEMENT