Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Asap Putih Muncul di Gunung Tangkuban Parahu, Bukan Terkait Aktivitas Vulkanik
4 September 2024 23:31 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Asap putih dari tipis hingga tebal nampak di Gunung Tangkuban Parahu , pada Rabu (4/9). Kemunculan asap ini membuat warga sekitar waspada, akan aktivitas vulkanik gunung tersebut.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal tersebut, petugas Pengamat Gunung Tangkuban Parahu pun segera melakukan pengecekan, baik secara visual lewat CCTV, maupun dengan menggali informasi dari sejumlah pemangku kepentingan di sekitar lokasi.
“Pengamat Gunung Tangkuban Parahu segera melakukan pengecekan data pengamatan dan informasi kepada pemangku kepentingan di sekitar Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu,” kata Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Muhammad Wahid, dalam keterangan tertulis yang diterima Rabu, (4/9).
Ternyata, asap putih itu berasal dari kebakaran lahan di sekitar kawah baru, dekat daerah wisata Upas Hills. Asap putih tersebut terpantau pada kamera CCTV pada pukul 05:51 WIB dan pukul 09:20 WIB.
Upaya pemadaman oleh masyarakat dan sejumlah pihak terkait langsung dilakukan. Kebakaran itu tak mengganggu aktivitas di stasiun pemantauan gunung api Tangkuban Parahu, sebab yang berjauhan dengan lokasi.
ADVERTISEMENT
“Ini tidak mengganggu stasiun pemantauan gunung api Tangkuban Parahu. Karena lokasinya berjauhan dari lokasi kebakaran,” katanya.
Wahid juga menyampaikan bahwa hingga pukul 14.27 WIB, tak ada anomali lain seperti hembusan asap di sekitar kawasan Kawah Ratu dan Kawah Ecoma. Adapun mengenai aktivitas vulkanik gunung dia menyebut hanya ada gempa-gempa berfrekuensi rendah.
“Aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu hingga 4 September 2024 secara kegempaan masih didominasi oleh gempa-gempa berfrekuensi rendah yang mengindikasikan aktivitas pergerakan fluida di kedalaman dangkal atau dekat permukaan,” katanya.
“Sedangkan jenis gempa Vulkanik yang berasosiasi dengan suplai magma belum menunjukkan tingkat kejadian yang signifikan (rata-rata terjadi kurang dari 1 kejadian perhari),” sambung Wahid.
Wahid mengatakan bahwa Tiltmeter maupun Electronic Distance Measurement (EDM) pada bulan ini juga belum menunjukkan adanya pola penambahan tekanan yang signifikan di Tangkuban Parahu. Dengan begitu, Wahid mengatakan bahwa tingkat aktivitas vulkanik Tangkuban Parahu hingga tanggal 4 September 2024 pukul 16.00 WIB masih pada Level I alias normal.
ADVERTISEMENT
Namun, warga maupun wisatawan yang datang disarankan agar tidak mendekat ke daerah kawah, tidak berlama-lama di sana, dan tidak menginap di area kawasan kawah-kawah aktif.
Selain itu, warga juga diimbau tetap waspada akan potensi bahaya erupsi freatik yang biasanya ditandai dengan hujan abu dan muntahan material dari sekitar kawah. Pasalnya, erupsi ini terjadi tanpa ada peningkatan gejala vulkanik secara jelas atau signifikan.
“Segera menjauhi atau meninggalkan area sekitar kawah jika teramati peningkatan intensitas atau ketebalan asap kawah. Atau jika tercium bau gas yang menyengat untuk menghindari potensi bahaya paparan gas beracun,” beber Wahid.
“Perlu diwaspadai potensi bahaya berupa erupsi freatik, yaitu erupsi yang terjadi tanpa ada peningkatan gejala vulkanik yang jelas atau signifikan,” ucap dia.
ADVERTISEMENT
Terakhir, Wahid mengimbau agar masyarakat tak panik hingga terpancing isu-isu tak pasti tentang erupsi Gunung Tangkuban Parahu. Ia minta warga memantau aplikasi MAGMA, terkait aktivitas Gunung Tangkuban Parahu.