Asesmen Pengganti UN, Termasuk Logika dan Penerapan Pancasila

14 Desember 2019 15:38 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diskusi Polemik membahas UN di Ibis Tamari, Jakarta, Sabtu (14/12). Foto: Ricky Febrian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi Polemik membahas UN di Ibis Tamari, Jakarta, Sabtu (14/12). Foto: Ricky Febrian/kumparan
ADVERTISEMENT
Kemendikbud akan menghapus Ujian Nasional (UN) pada tahun 2021. Mereka akan mengganti standar penentu kelulusan tersebut dengan asesmen kepada siswa.
ADVERTISEMENT
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kemendikbud Ade Erlangga Masdiana mengatakan, salah satu bentuk asesmen yang akan dilihat adalah analisa logika siswa, dan pengamalan Pancasila.
"Matematika itu kan penting karena logika, tapi tidak lagi seperti yang sekarang kecenderungan harapan atau robotik tapi bagaimana kita bisa analisis dan logika kuantitatif dan peserta didik di asesmen penalaran dan analisanya," kata Erlangga di diskusi Polemik membahas UN, di Hotel Ibis Tamarin, Jakarta Pusat, Sabtu (14/12).
Sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMP N 2 Sukaraja, Bogor, Jawa Barat, Senin (22/4/2019). Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Selain logika, Erlangga menjelaskan aspek penerapan Pancasila juga masuk penilaian. Penerapan yang dimaksud termasuk aspek gotong royong dan karakter murid.
"Survei karakter, karena karakter sangat penting untuk akhlak mulia. Ini harus disurvei karakter yang Pancasilais itu gimana? Tapi di assest gotong royong, dilihat apakah ada tindakan defiant behaviour, atau suka melakukan bully dan sebagainya," ucap Erlangga.
ADVERTISEMENT
Asesmen ini akan dilakukan oleh para guru di beberapa tahap, yakni kelas saat kelas 4 SD, kelas 8 SMP, dan kelas 11 SMA.
"Asesmen dilakukan saat kelas 4,8 dan 11. Juga kalau ada kurang pas bisa kita lakukan perubahan lagi ke depan," pungkas Erlangga.