Astronom ITB: Fenomena Hujan Meteor Lumrah Terjadi Agustus hingga Desember

15 September 2023 11:19 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Meteor melintas di langit Jawa Barat, Kamis (14/9/2023) sekitar pukul 23.00 WIB. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Meteor melintas di langit Jawa Barat, Kamis (14/9/2023) sekitar pukul 23.00 WIB. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penampakan benda di langit Bandung malam tadi, Kamis (14/9), membuat heboh warga. Ahli astronomi sekaligus dosen di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ITB, Dr. Hakim L. Malasan, menduga kuat benda tersebut adalah meteor.
ADVERTISEMENT
Menurut Hakim, fenomena hujan meteor selama rentang bulan Agustus hingga Desember merupakan hal yang lumrah.
"Pertengahan Agustus hujan meteor yang cukup ramai, dan itu mungkin ada yang tersisa sampai September. Bahkan sampai September ini masih ada hujan meteor, jadi hujan meteor itu kan 12 kali dalam setahun," papar Hakim saat berbincang dengan wartawan, Jumat (15/9).
Ahli astronomi dari ITB, Dr. Hakim Luthfi Malasan. Foto: Dok. ITB
Hujan meteor yang terjadi pada pertengahan Agustus adalah hujan meteor Perseid. Hujan ini dimulai pada 14 Juli hingga 1 September dan mencapai puncaknya pada 12-13 Agustus. Sedangkan pada 9 September 2023, langit dihiasi dengan hujan meteor Epsilon-Perseid.
Lebih lanjut Hakim mengatakan, fenomena hujan meteor ini bisa dilihat langsung oleh masyarakat dengan mata langsung karena kondisi sedang musim kemarau.
ADVERTISEMENT
"Setiap bulan tertentu hujan meteor selalu ada, hanya karena memang di bulan Oktober, November dan Desember itu musim hujan, kita nggak terlalu bisa merekam peristiwa hujan meteor. Namun, karena sekarang kita punya musim kemarau yang panjang, langitnya cerah, maka kans kita untuk merekam hujan meteor seperti yang ada di Instagram itu lebih tinggi dibandingkan bulan lainnya," jelasnya.

Terlihat di Bandung hingga Yogyakarta

Prof Dr Thomas Djamaluddin Foto: Joseph Pradipta/kumparan
Sebelumnya, rekaman video benda langit berpendar terang di langit malam Bandung viral di media sosial. Benda bercahaya itu seperti meluncur menuju ke bumi.
Selain di Bandung dan kota lain di Jabar seperti Garut, meteor itu juga dilaporkan terlihat di langit Yogyakarta.
Peneliti senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bidang antariksa Prof. Dr. Thomas Djamaluddin memastikan benda yang
ADVERTISEMENT
melintas di Bandung dan DIY adalah benda langit yang sama yakni meteor. Sebab, jalur lintasannya serupa.
"Itu hanya 1 objek melintas, saya tidak tahu laporan dari sebelah barat Bandung ada atau tidak. Yang saya terima laporan CCTV yang terekam itu tadi. Jadi 1 rangkaian 1 objek," ungkapnya.
Thomas memastikan meteor tersebut tidak jatuh di daratan Yogyakarta. Sebab, saat di langit Yogya, posisi meteornya masih tinggi.
"Tidak ada laporan objek jatuh di darat. Dari lintasannya saja, terlihat di Yogya masih cukup tinggi. Dugaan saya tidak jatuh di sekitar Yogya, prakiraan saya jatuhnya di Samudera Hindia," kata dia.
Jatuhnya meteor tak bisa diprakirakan sehingga bisa jatuh kapan saja.
"Kalau dari laporan CCTV di Bandung itu merekam pukul 22.55 WIB, di beberapa tempat lagi sekitar pukul 23.00 WIB. CCTV di Yogya pukul 23.15 WIB, artinya itu satu rangkaian," kata Thomas.
ADVERTISEMENT
"Kecepatannya umumnya, ini memang harus dihitung, tapi umumnya 70 km per detik. Makanya dari Bandung ke Yogya itu kan hanya dalam hitungan menit, kan," imbuhnya.