Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Pemprov DKI mendesain jembatan penyeberangan orang (JPO) dengan berbagai variasi bentuk yang instagramable untuk memanjakan pejalan kaki. Yang terbaru, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan membuka sejumlah atap JPO.
ADVERTISEMENT
Atap JPO dicopot agar masyarakat dapat melihat pemandangan kota saat menyeberang. Hal ini sudah dilakukan di JPO Senayan, Jakarta Pusat.
Kadis Bina Marga Hari Nugroho mengatakan kebijakan itu tidak untuk semua JPO di Jakarta. Pertimbangannya berdasarkan estetika atau keindahan pemandangan di sekitar JPO.
"Jadi konsep yang enggak pakai atap ini kita lihat situasi dan kondisi jadi disesuaikan dengan karakteristik kondisi wilayah setempat," kata Hari saat dihubungi wartawan, Rabu (6/11).
"Kenapa yang di Thamrin-Sudirman dibuka, di sana selain untuk menyeberang, kita mau lihat view, pemandangannya. Trotoarnya yang sudah bagus, terus gedungnya maupun yang lain, jadi orang lihat, menyeberang sambil melihat keindahan kota," jelas Hari.
JPO yang akan dicopot atapnya tidak hanya berlaku bagi JPO Bundaran Senayan dan GBK yang memang sudah dikenal instagramable. Tapi sejumlah JPO lainnya dengan karakteristik serupa dan wilayahnya memiliki estetika tinggi juga akan dibuka. Termasuk di JPO Le Meridien dan JPO Karet.
ADVERTISEMENT
"Konsepnya kan kita buka karena apa view-nya di situ juga bagus gitu. Trotoarnya lebar, view-nya bagus, nanti di dalam itu lantainya akan kita kasih lampu jadi orang nyeberang penerangan tidak dari atas, tapi dari bawah," tambah dia.
Untuk JPO Le Meridien dan Karet memang akan diperbaiki. Nantinya, JPO akan tambah lebar dan mengikuti konsep yang saat ini ada.
"Itu kan gini, konsepnya itu kan strukturnya udah goyang, kita mau perbaiki dengan menambah lebar. Kita tambah lebarnya, nanti yang biasa sekitarnya 2 meter setengah kita bikin lebar 5 meter sambil kita perkuat strukturnya," tutur dia.
Hari memastikan, kebijakan ini tidak berlaku untuk semua JPO di Jakarta. JPO-JPO lain, seperti Pasar Minggu dan Daan Mogot, tetap dipertahankan atapnya.
ADVERTISEMENT
"Kalau yang di Pasar Minggu kan enggak ada yang dilihat. Artinya bukan enggak ada yang dilihat artinya, enggak ada pemandangan yang bisa dinikmati. Ya sudah pakai tutup kemudian dipakai model kaya di Bundaran Senayan. Nanti modelnya beda, serinya beda, tapi ada tutupnya. Daan Mogot juga ada tutupnya, tapi serinya beda juga, jadi kita bikin JPO itu bervariasi, tidak monoton kotak gitu aja," jelas Hari.
Usul membuka atap JPO pertama kali muncul dari Anies Baswedan saat Rapim Penataan PKL di Thamrin 10 pada 23 Oktober 2019. Di akhir rapat, Anies mengusulkan atap JPO di Jalan Sudirman dibuka saja.
"Ini JPO-JPO di sini Pak, atapnya dicopot, Pak, karena dari tempat panas ke tempat panas lagi. Kalau penyeberangan di sini, dari halte TJ (TransJakarta-Red) ke TJ indoor ke indoor tapi kalau di sini ruang terbuka, terbuka buka saja," kata Anies dalam video yang diunggah di akun YouTube Pemprov DKI Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Apa yang terjadi kalau dibuka? Tempat selfie paling sering karena pemandangan gedung malam hari, sore, siang, itu atapnya copot langsung space terbuka," ujar Anies.
Untuk itu, dia meminta Dinas Bina Marga segera membuka atap JPO di Sudirman. Dia menargetkan akhir November sudah selesai dikerjakan.