Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Awas Diabetes! Konsumsi Gula di RI 3 Kali Lebih Tinggi dari Anjuran Kemenkes
1 Oktober 2022 10:02 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Minuman manis kekinian menjadi sorotan. Terlebih muncul sebuah somasi yang dilayangkan Esteh Indonesia kepada konsumennya. Manajemen tak terima disebut menggunakan gula 3 kg sehingga terlalu manis.
ADVERTISEMENT
Esteh Indonesia sendiri tak merinci berapa kadar gula di minumannya. Namun berdasarkan stories Instagram-nya, disebutkan bahwa salah satu varian yang paling basic menggunakan gula 31 gram.
Kadar gula yang dibutuhkan seseorang dalam sehari sebetulnya tak banyak-banyak amat. Kemenkes RI, misalnya, menganjurkan bahwa konsumsi gula per hari idealnya 50 gram (setara 4 sendok makan). Sementara berdasarkan WHO, gula yang direkomendasikan bahkan hanya 25 gram per hari.
Konsumsi Gula di Indonesia
Menurut data BPS, rata-rata konsumsi gula putih per kapita per minggu mencapai 1.123 gram pada tahun 2021. Ini berarti satu orang di Indonesia mengonsumsi gula pasir sebanyak 160 gram dalam sehari.
Angka tersebut jelas lebih besar daripada anjuran Kemenkes atau bahkan WHO. Sebab konsumsi gula pasir di Indonesia 3 kali lebih tinggi dari anjuran Kemenkes atau hampir 6 kali lebih tinggi anjuran WHO.
ADVERTISEMENT
Kemenkes sendiri pernah membuat laporan soal makanan dan minuman manis dalam Riset Kesehatan Dasar atau Riskedas. Meski begitu, Riskedas terakhir ada pada tahun 2018.
Menurut catatan Kemenkes, 28,7 persen masyarakat Indonesia mengonsumsi gula garam lemak (GGL) melebihi batas yang dianjurkan.
Sementara itu, sebanyak 61,27 persen masyarakat Indonesia di atas usia 3 tahun mengonsumsi minuman manis 1 kali per minggu. Bahkan 30,2 persen masyarakat mengonsumsi minuman manis 1 hingga 6 kali dalam seminggu.
Kasus Diabetes RI
Menurut data International Diabetes Federation (IDF) 2021, Indonesia kini menduduki peringkat lima sebagai negara dengan kasus diabetes terbanyak di dunia.
Menurut data IDF 2021, ada 19,5 juta orang Indonesia berumur 20-79 tahun yang kena diabetes di Indonesia. Sedangkan, China menduduki peringkat satu dari 215 negara dengan 140,9 juta kasus diabetes.
ADVERTISEMENT
IDF juga memprediksi Indonesia masih akan menduduki peringkat 5 di 2045 mendatang. Perkiraannya, kasus diabetes Indonesia akan mencapai 28,6 juta atau meroket 46,6 persen.
Pada tahun 2011, kasus diabetes di Indonesia masih ada di angka 7,29 juta. Artinya, kasus diabetes di Indonesia meningkat 166,94 persen dalam 10 tahun terakhir.
Kasus Obesitas di RI
Diabetes terjadi ketika tubuh tidak lagi mampu mengatur kadar gula darah secara efektif. Ini disebabkan konsumsi gula berlebih dan gaya hidup yang tidak sehat.
Mengutip jurnal ‘Hubungan Pola Konsumsi Minuman Bergula Terhadap Obesitas’ (2022), konsumsi gula berlebihan juga dapat menyebabkan berat badan berlebih. Ini dikarenakan cadangan gula tubuh akan disimpan oleh tubuh untuk keperluan energi. Namun jika kelebihan itu tidak terpakai, maka akan menimbulkan berat badan berlebih.
ADVERTISEMENT
Menurut data Global Nutrition Report, kasus obesitas di Indonesia juga mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2019, kasus obesitas di Indonesia mencapai 14,8 juta kasus. Artinya ada peningkatan sekitar 4 kali lipat sejak tahun 2000 lalu.
WHO menyebut bahwa diabetes dan obesitas merupakan faktor risiko utama untuk sejumlah penyakit kronis. Di antaranya adalah penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung dan stroke yang merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia.
Lalu, apakah konsumsi gula harianmu sudah sesuai rekomendasi kementerian kesehatan?
Reporter: Tri Vosa Ginting