Babak Baru Kasus John Kei: Ajakan Damai hingga Beda Pengakuan dengan Nus Kei

25 Juni 2020 9:00 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi membawa salah satu tersangka kejahatan John Kei saat rilis di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (22/6). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Polisi membawa salah satu tersangka kejahatan John Kei saat rilis di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (22/6). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kasus pembunuhan dan penyerangan yang melibatkan John Kei beserta 29 anak buahnya memasuki babak baru.
ADVERTISEMENT
Polisi mengungkap sebelum adanya penyerangan ke kediaman Nus Kei di Green Lake City, Tangerang, pada Minggu (21/6), anak buah John Kei sempat menggelar rapat.
Fakta tersebut terungkap dalam rekonstruksi yang digelar di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, pada Rabu (24/6).
kumparan yang memantau rekonstruksi melihat adegan pertama memperlihatkan anak buah John Kei mengadakan rapat di Kelapa Gading pada 14 Juni atau seminggu sebelum penyerangan. Usai rapat, mereka datang ke kediaman John Kei di Bekasi.
"Ini pada 14 Juni 2020 ada pertemuan di Kelapa Gading," ujar salah satu penyidik Polda Metro Jaya.
Tak hanya di Kelapa Gading, polisi menyebut pertemuan yang membahas rencana pembunuhan Nus Kei juga digelar di 2 tempat lain. Meski demikian, tak disebut 2 lokasi lainnya.
ADVERTISEMENT
“Hari ini ada 14 adegan di 3 lokasi yang sudah kita laksanakan. Tiga lokasi ini adalah lokasi-lokasi yang digunakan untuk permufakatan jahat dan perencanaan pembunuhan yang dilakukan oleh kelompok John Kei,” kata Wadirkrimum Polda Metro Jaya, AKBP Jean Calvin Simanjuntak.
Polda Metro Jaya gelar rekonstruksi kasus penyerangan disertai pembunuhan anak buah John Kei. Foto: Dok. Istimewa
Calvin menuturkan di salah satu lokasi pertemuan, seorang anak buah John Kei berinisial DF, membagi tugas untuk menghabisi Nus Kei. Hingga akhirnya pada hari eksekusi mereka membunuh salah satu anak buah Nus Kei, Yustus Corwing Rahakbau (49), di Kosambi, Cengkareng, Jakbar, dengan cara membacok dan melindas pakai mobil.
“Ini adalah tempat terakhir yang digunakan oleh tersangka DF untuk memberi arahan terakhir dan membagi-bagikan tugas berikut dan membagi-bagi peralatan berupa senjata tajam, tombak dan mobil-mobil yang ada,” kata Calvin.
ADVERTISEMENT
Meski dalam rekonstruksi terlihat ada rapat 7 hari sebelum penyerangan, namun John Kei melalui pengacaranya membantah telah memerintahkan anak buahnya membunuh Nus Kei hanya persoalan sengketa tanah.
Pengacara John Kei, Anton Sudanto, mengatakan, setiap saudara pasti pernah mengalami masalah. Tapi Anton menilai masalah perebutan tanah tak berkaitan dengan penyerangan itu.
Cover Story John Kei. Foto: Indra Fauzi/kumparan
"Kalau soal perebutan lahan, pembagian penjualan tanah gitu ya. Apa pun itu namanya. Itu mungkin saja benar kenapa karena saudara. Ini saudara satu suku. Suku Kei, pasti adalah pernah ribut pernah ada masalah," kata Anton.
"Kalau permasalahan itu dikaitkan peristiwa kemarin. Bang John Kei itu tidak terlibat itu. Bahkan tidak ada perintah dari bang John untuk misal bunuh ini," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Anton mencurigai anak buah John Kei dan Nus Kei yang saling memprovokasi hingga terjadi pembunuhan dan penyerangan.
"Kemungkinan besar anak-anak John Kei dan anak Nus Kei itu mereka ini istilah saling provokasi. Gua orang John Kei ni, gua bunuh lu. Jadi itu yang terjadi. Akhirnya apa, karena arogansi kelompok ya mereka bergerak sendiri," ucap Anton.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana (kedua dari kiri) memberikan keterangan pers kasus kejahatan kelompok John Kei di Polda Metro Jaya, Jakarta. Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
Tetapi hal itu tak dipercaya begitu saja oleh Nus Kei. Ia meyakini otak di balik semua penyerangan dan pembunuhan anak buahnya ialah John Kei. Ia mendesak John Kei yang masih saudaranya itu agar mengakui perbuatannya.
“Dia (John Kei) mengakui saja, dia sudah berbuat dan mengakui. Dia berani bertanggung jawab. Karena saya berjiwa besar dan meminta maaf,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Walau telah menjadi sasaran pembunuhan, Nus Kei mengaku sudah memaafkan John Kei. Ia berharap permasalahan ini tidak diperpanjang dan semua garis keturunan keluarga Kei diharapkan bisa berdamai.
"Sudah saya maafkan dan kita ini keluarga harus damai. Yang sudah dia lakukan, saya sudah menerima dan memaklumi. Ke depan ya harus damai," kata Nus Kei.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus memberikan keterangan saat rilis pengungkapan sejumlah kasus di Polda Metro Jaya, Jakarta. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Mengenai ajakan damai itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus, mengatakan tak membuat kasus ini berhenti. Sebab sudah terdapat korban jiwa.
“Ini pembunuhan. Silahkan aja di pengadilan. Ini bukan delik aduan, cabut perkara. Bukan, ini pidana murni. Pertanyaannya kok pembunuhan damai. Jadi gitu. Ada yang mati ini,” tegas Yusri.
Sementara itu salah seorang anggota kelompok John Kei yang ditetapkan buron akhirnya menyerahkan diri ke Polres Depok. Kasatreskrim Polres Depok, Kompol Wadi Sabani, mengatakan pelaku berinisial SR diantar keluarganya pada Rabu (24/6) sekitar pukul 14.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Selain karena berupaya kooperatif, SR menyerahkan diri karena khawatir ada aksi balas dendam yang dilakukan kelompok Nus Kei.
AR, anak buah John Kei menyerahkan diri ke Polres Depok. Foto: Dok. Istimewa
"Alasan yang bersangkutan mengakui bahwa khawatir atau ada ketakutan ada aksi balasan dari kelompok yang diserang sehingga yang bersangkutan takut atau khawatir itu terjadi ke keluarganya sehingga memutuskan menyerahkan diri ke kepolisian," tutur Wadi.
Wadi menyebut SR merupakan salah satu anggota John Kei yang terlibat pembunuhan Yustus. “Ikut terlibat dalam penyerangan menggunakan senjata tajam dan mengakibatkan luka ke korban dan itu sudah disampaikan,” tutup Wadi.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.