Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Babak Baru Penculikan Malika: Ciri-ciri Penculik Mulai Terungkap
21 Desember 2022 8:11 WIB
ยท
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Kasus penculikan Malika Anastasya hingga saat ini belum terungkap. Bocah berusia 6 tahun itu diculik di Sawah Besar, Jakarta Pusat, Rabu (7/12).
ADVERTISEMENT
Pelaku diduga merupakan pemulung. Ia membawa Malika pergi dengan menggunakan bajaj.
Hingga kini kasusnya belum terpecahkan. Pelaku masih dalam pengejaran, sedangkan korban belum diketahui keberadaannya.
Kasus itu sudah dua minggu berlalu, kumparan menemui orang yang pernah bertemu terduga pelaku. Ciri-ciri pelaku pun mulai terkuak.
Berikut rangkumannya:
Orang Baru, Enggan Komunikasi
Seorang pemulung, Angga (46), mengatakan terduga pelaku kerap berada di dekat tepi rel tak jauh dari Stasiun Rajawali. Tempat itu merupakan lokasi Angga Tinggal.
Namun menurutnya keberadaan pelaku dinilai cukup mencolok lantaran jenis gerobak yang digunakannya berbeda.
"Baru liat baru-baru ini. Kemarin-kemarin enggak ada orang pakai gerobak besi tidur di sini. Tinggal di sini belum ada sebulan, berapa hari lah. Enggak nyampe sebulan. Dua mingguan," kata Angga.
ADVERTISEMENT
Selama tinggal di lingkungannya pun, tutur Angga, terduga pelaku penculikan itu tak pernah sama sekali berkomunikasi dengannya. Setiap bertemu, pelaku selalu menggunakan headset.
Hanya ada satu orang yang kerap berkomunikasi dengannya. Mereka biasa memanggilnya 'Pak Ustaz'.
"Saya enggak pernah negur, dia pakai headset mulu, handphone-an, gimana orang mau negur. Orang minumnya aja kopi, pokoknya yang negur Ustaz doang, yang dekat, yang kerokan sama dia, pijetan sama dia," ungkapnya.
Pak Ustaz di mata Angga dan pemulung lainnya memang tak asing. Dia dikenal sebagai warga sekitar yang memiliki gangguan jiwa. Akibatnya, Pak Ustaz sulit diajak untuk berbicara.
Tak Seperti Pemulung
Masih menurut Angga, terduga pelaku tidak terlihat seperti pemulung.
"Saya lihat sekali dua kali saya lewat tiap sore gerobak ini (pelaku) di sini, ngerokok sambil pakai headset, pakai handphone. Pokoknya (enggak) kayak orang nyari ini kan (mulung) kayak kita keringetan. Dia gerobaknya bersih," ungkap Angga saat ditemui kumparan, Selasa (20/12).
ADVERTISEMENT
Ia meyakini terduga pelaku buka benar-benar pemulung.
"Gak mulung lah, kalau mulung kayak kita berangkat pagi pulang keringatan. Itu santai pakai HP, pakai headset. Penampilannya juga beda, penampilannya rapi pakai kemeja, headset, rokoknya bungkusan," tambahnya.
Bukan dari Jakpus, tapi Jakbar
Angga menuturkan dari yang pernah dilihatnya, pelaku biasa membawa gerobak besi beroda tiga dan bisa dikayuh seperti becak. Menurut Angga, gerobak semacam itu tak biasa beroperasi di wilayah Jakarta Pusat.
"Becak itu di daerah pusat itu nggak ada. Kalau gerobak pemulung di pusat ya kaya gini semua (gerobak kayu), gerobak becak itu biasanya Jakarta Barat, Tangerang, Cengkareng ke sana. Kalau pusat gerobak ya begini didorong, kalau becak itu di Jakarta Barat," ujar Angga saat ditemui, Selasa (20/12).
ADVERTISEMENT
Sempat Ancam Pemulung di Jakpus Pakai Senjata Tajam
Selain Angga, kumparan juga sempat bertemu dengan Purwanto (52), pemulung di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat. Ia mengaku pernah bertemu terduga pelaku, bahkan dia pernah diancam menggunakan senjata tajam oleh terduga pelaku.
"Saya waktu itu dibawain celurit sama pisau, gara-garanya, dia bilang jangan ke sini dulu, ada vaksin. Gak tahunya itu Dinas Sosial, saya bilang, 'kamu salah ngomong, itu Dinas Sosial'," tutur Purwanto saat ditemui, Selasa (20/12).
Ucapan Purwanto ini rupanya memancing amarah dari pelaku. Dia kemudian mengancam untuk melakukan kekerasan kepada Purwanto.
"Orangnya malah ngancam ngacam saya, saya mau dicekik mau dibawa ke tempat gelap," ungkap dia.
Baru Sebulan Berada di Sawah Besar Jakpus, Ngaku Warga Sekitar
Purwanto saat ditemui di halaman ruko tempatnya dan terduga pelaku biasa bermalam, mengatakan terduga pelaku merupakan orang baru di lokasi itu.
ADVERTISEMENT
"Emang selama bulan kemarin itu ada di situ (halaman ruko) terus. Jadi kenal sama saya, saya lihat dia belum lama. Bulan kemarin ada di situ (halaman ruko) terus," katanya saat ditemui, Selasa (20/12).
Pelaku sehari-harinya, lanjut Purwanto, memang berkeliling untuk mencari barang bekas. Namun, jaraknya tak jauh dari lokasi mereka tinggal.
"Biasanya dia mutar dari sini, paling sampai Gunung Sahari Raya sampai jembatan balik ke sini. Dia itu gak pernah jauh," ungkap dia.
Purwanto dan pelaku juga pernah terlibat cekcok. Saat itu pun, pelaku mengaku bahwa dia warga sekitar dan mengancam akan melakukan kekerasan terhadap Purwanto.
"Dia ngakunya orang sini, dia ngotot 'gua orang sini, gua orang sini'. Gua banyak temannya. Dia pengakuannya orang sini. Cuma saya diam aja," ujar Purwanto.
ADVERTISEMENT