Bagaimana Cara Meyakinkan Orang Tua Bila Ingin Menikah di KUA?

5 Februari 2023 16:29 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Chandra dan Istri yang menikah di KUA Mampang. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Chandra dan Istri yang menikah di KUA Mampang. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
“Aku sih harus ada resepsi. Resepsi kecil-kecilan aja nggak apa-apa, nggak harus besar-besaran. Syukuran, tanda bersyukur sudah diberikan rezeki, dan lain-lain gitu.”
ADVERTISEMENT
“Kan dapat menantu kan juga rezeki toh, ya, bagi-bagi nasi kotak lah ke tetangga,” jelas Salmah, Kamis (2/2).
Ini adalah respons sederhana dari Salmah, orang tua muda dengan dua anak saat ditanya perihal pernikahan yang hanya digelar di Kantor Urusan Agama (KUA) tanpa resepsi setelahnya.
Belakangan cerita pernikahan yang digelar di KUA tanpa resepsi setelahnya memang sedang marak jadi perbincangan. Mulanya dari akun @odongjjj mengunggah foto pernikahannya di KUA pada tahun 2021 lalu.
Banyak respons yang muncul dari warganet mulai dari setuju, mempertanyakan kembali bagaimana sikap keluarga bila pernikahan yang sakral dan identik dengan perayaan besar hanya dilakukan di kantor pemerintah hingga ikut mengunggah momen pernikahan mereka.
Salmah sebagai orang tua muda cenderung kontra dengan pernikahan tanpa resepsi. Menurutnya resepsi dan perayaan pernikahan adalah wujud rasa syukur. Bahkan Salmah menyebut siap membiayai resepsi pernikahan bila kendala yang jadi masalah utamanya.
ADVERTISEMENT
“Ya enggak papa (nikah) di KUA aja, tapi nanti selamatannya biar aku yang (bayar). Ini kan cuma nasi kotak doang kan, nggak perlu selamatan besar-besar,” ujar Salmah.
Chandra dan Istri yang menikah di KUA Mampang. Foto: Dok. Istimewa
Menurutnya, resepsi pernikahan ini tak lepas dari tradisi dan budaya Indonesia: pernikahan tak lepas dari ‘pesta orang tua’. Ada banyak pihak yang juga harus diajak merayakan momen istimewa ini.
Lain Salmah, lain pula Gadi. Meski sama-sama orang tua yang lahir di tahun 1989, keduanya punya pandangan yang berbeda terkait pernikahan tanpa resepsi. Gadi mengaku siap mengikuti pilihan sang anak untuk menikah dengan atau tanpa resepsi.
Sebagai pasangan yang juga menggelar pernikahan dengan cara yang sederhana yaitu pemberkatan di gereja dan makan-makan bersama 5 sahabat dekat serta keluarga inti, Gadi mengaku tak masalah bila sang anak memilih tak buat perayaan besar saat pernikahan.
ADVERTISEMENT
Kendati begitu, sebagai orang tua muda dengan seorang anak lelaki berusia 4 tahun, pertanyaan ini menurutnya terlalu dini untuk dijawab. Bisa jadi jawaban ini berubah seiring berjalannya waktu.
“Kalau misalnya nanti anakku mau kayak gitu sepertinya aku akan izinkan gitu, cuma ini kan aku dari ku yang sekarang ya, tapi aku enggak tahu dinamika misalnya nanti kita udah jadi orang tua punya sahabat dan lainnya,” ujar Gadi, Kamis (2/2).
Bila biaya yang menjadi pertimbangan sang anak tidak melaksanakan resepsi, Gadi mengaku siap membantu secara finansial. Tetapi ia akan menyerahkan segala keputusan pada keinginan sang anak.
“Aku akan ngasih pilihan tuh, papa punya duit nih kamu nggak usah mikir ini papa sediain semua biayanya. Tapi kalau memang ini kamu memang beneran nggak mau ya udah jadi kayaknya sih aku akan bilang dia yang punya keputusan terakhir gitu sih,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Lantas bagaimana cara meyakinkan orang tua bila ingin menikah di KUA?
Selain tidak repot dan menghemat waktu, pernikahan di KUA memang jauh lebih murah. Untuk segala keperluan menikah termasuk baju, fotografer, dan make up, Marcela mengaku tak mengeluarkan uang lebih dari Rp 10 juta untuk pernikahannya di KUA.
Marcela dan Suami yang menikah di KUA Setia Budi. Foto: Dok. Pribadi
Marcela dan suami adalah anak pertama dari kedua keluarga. Meski sempat berencana menikah di gedung, keduanya berhasil meyakinkan keluarga agar dapat menikah cukup di KUA.
Cara pertama untuk meyakinkan orang tua versi Marsela adalah menggunakan uangnya sendiri untuk keperluan pernikahan. Menurutnya ini akan lebih mudah meyakinkan orang tua sebab biaya yang dikeluarkan pun duit pribadi Marsela dan suami, bukan orang tua.
“Ini mungkin berbeda halnya kalau misalnya resepsi dari orang tua ya karena kita dari awal memang biaya resepsi ya udah kita berdua nih yang nanggung, yang nabung. Ini duit kita berdua jadi ya udah kita meyakinkan ke orang tua meyakinkan keluarga,” jelas Marcela, Selasa (1/2).
ADVERTISEMENT
Tips sederhana berikutnya yang Marcela berikan untuk meyakinkan orang tua adalah dengan komunikasi yang baik. Menurutnya memberikan alasan-alasan logis adalah cara yang baik adalah kuncinya.
Marcela dan Suami yang menikah di KUA Setia Budi. Foto: Dok. Pribadi
Marcela merincikan rancangan pengeluaran pernikahannya kepada orang tua. Awalnya Marcela dan suami sudah menyiapkan dana sekitar Rp 195 juta untuk menikah di gedung. Namun setelah menikah di KUA pengeluaran mereka bahkan tak sampai Rp 10 juta.
“Oke ini kita mengeluarkan uang jadi kita berpikir ini uang sebanyak ini daripada untuk satu hari habis blast nggak ada apa-apa. Ini kita bisa lho saving untuk ke depannya, untuk beli rumah, untuk keperluan rumah tangga, kehidupannya tuh masih panjang banget,” jelasnya.
“Dan mereka pun ngerti memang harus sebenarnya kunci utamanya adalah saving money sih,” tutup Marcela.
ADVERTISEMENT