Bagyo Wahyono Bicara Strategi Kumpulkan KTP Warga Solo untuk Lawan Gibran

24 Juli 2020 12:39 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bagyo Wahyono, penjahit calon lawan Gibran di Solo. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Bagyo Wahyono, penjahit calon lawan Gibran di Solo. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Pasangan bakal calon (Balon) Independen Bagyo Wahyono dan FX Supardjo (Bajo), menjadi sorotan publik. Jika lolos verifikasi faktual, kemungkinan mereka menjadi satu-satunya penantang pasangan Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa yang diusung PDIP di Pilwalkot Solo.
ADVERTISEMENT
Bagi pasangan Bajo, butuh strategi khusus untuk meyakinkan warga agar mau menyerahkan foto copy e-KTP serta bukti syarat dukungan bermaterai. Apalagi, mayoritas warga Solo mendukung PDIP.
"Suka dan duka selama mengumpulkan e-KTP syarat dukungan secara door to door pasti ada," ujar Bagyo Wahyono pada kumparan, Jumat (24/7).
Sebagai bakal calon independen di Pilwalkot Solo, Bagyo mengaku menggunakan strategi sekasur, sedapur, dan sesumur. Pengumpulan KTP dimulai dengan menyasar anggota ormas Tikus Pithi Hanoto Baris, ormas yang sejak awal mendorongnya untuk maju sebagai calon independen. Target selanjutnya adalah keluarganya, tetangga, kerabat, teman bermain, dan komunitas Tikus Pithi Hanoto Baris.
"Dengan cara seperti itu syarat dukungan didapat dalam jumlah banyak. Kadang-kadang ada dari komunitas yang datang jauh-jauh dengan sukarela menyerahkan 10 e-KTP untuk pasangan Bajo. Ini contoh kisah baiknya," kata dia.
Bagyo Wahyono dan FX Supardjo. Foto: Tim Bengawan News/kumparan
Kisah dukanya, kata dia, kita keluar uang sendiri untuk membeli makan dan bensin. Semua kebutuhan dilakukan secara sukarela. Selama mengumpulkan e-KTP, ia juga menawarkan program progam pendidikan dan kesehatan yang merata bagi masyarakat kecil.
ADVERTISEMENT
Selain itu, menawarkan pelatihan pengembangan UMKM.
"Kita paparkan program dan sosok pasangan Bajo pada warga untuk meyakinkan agar mau menyerahkan e-KTP. Dengan cara itu masyarakat yakin memberi dukungan," kata dia.
Ia meyakini dengan besarnya pendapatan asli daerah (PAD) dan mengandalkan pajak, sangat cukup untuk menciptakan pendidikan dan kesehatan merata bagi masyarakat. Bagyo Wahyono optimistis masyarakat senang dengan harapan yang ditawarkan pasangan Bajo.
Gerai jahit Bagyo Wahyono yang disulap jadi posko pemenangan BaJo. Foto: Dok. Istimewa
"Jadi pelayan masyarakat itu yang penting. Saya minta e-KTP mereka setuju, konsekuensinya, saya harus melayani mereka saat jadi wali kota nanti," kata dia.
Disinggung soal dinasti politik terkait majunya Gibran, ia menegaskan semuanya kembali pada masyarakat yang memilih.
"Masyarakat Solo itu sudah cerdas. Semua pilihan kembali pada rakyat. Kalau saya mengkritik Gibran kurang etislah, saya orang biasa. Rakyat yang menilai dan memilih pada tanggal 9 Desember mendatang," tutup Bagyo.
ADVERTISEMENT
Di Kota Solo, jumlah DPT pada Pemilu 2019 tercatat ada 422.773 pemilih. Maka, untuk bisa maju di jalur independen, Bagyo-Supardjo harus mengantongi dukungan sekitar 35.870 dukungan. Sebelumnya, jumlah berkas dukungan Bajo yang Memenuhi Syarat (MS) sudah ada 28.629 orang. Kini, Bagyo mengklaim sudah mengantongi tambahan 20 ribu KTP warga Solo.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.