Bahaya di Balik Sleeping Beauty Diet

11 Juni 2017 10:49 WIB
"The Sleeping Beauty" oleh John Collier (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
"The Sleeping Beauty" oleh John Collier (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Semakin banyak tidur, semakin sedikit makan.
Premis sederhana itulah yang dianut oleh para pengikut Sleeping Beauty Diet. Karena ketika tertidur, tentu saja kamu tidak bisa makan. Tidur menjadi cara mudah yang digunakan untuk menghindari godaan yang datang dari seloyang pizza dengan ekstra keju mozzarella di atasnya, misal.
ADVERTISEMENT
Metode diet ini pada mulanya ditawarkan oleh Dr. Michael Breus dalam The Sleep Doctor's Diet Plan. Versi aman Dr. Breus ini menyarankan untuk tidur tepat waktu hingga 9 jam, tidak berolahraga 4 jam sebelum tidur, dan menghindari alkohol serta kafein.
Cara ini kemudian digunakan oleh beberapa pihak untuk menurunkan berat badan.
Namun dalam perkembangan jalan pintas banyak digunakan, bahkan dengan jalan yang kelewat ekstrem.
Ilustrasi diet (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi diet (Foto: Thinkstock)
Demi menghindari makanan selama mungkin dengan tidur, beberapa orang bahkan meminum obat penenang atau pereda nyeri. Obat penenang bisa membuat mereka tertidur berjam-jam lebih lama dari biasanya.
ADVERTISEMENT
"Aku meminum obat pereda nyeri yang super ampuh. Obat itu seakan membiusku sehingga aku bisa tidur berjam-jam. Meski sedikit membuat perutku tidak enak, tapi aku bisa menahan lapar lebih lama. Sehingga aku menggunakannya sepanjang waktu," tulis salah satu akun di forum daring pro-anorexia.
Sementara akun lain menyatakan kesukaannya pada metode diet ala Sleeping Beauty ini. "Aku suka tidur untuk menjauhi makan. Cukup mudah bagiku karena 99 persen aku selalu merasa lelah, sehingga aku terus tertidur untuk menghindari berbagai pesta dan makanan."
Belum banyak bukti nyata kesuksesan metode diet ini, justru bahaya yang lebih jelas terlihat.
Penggunaan obat penenang bisa mengakibatkan ketergantungan. "Jika seseorang bergantung pada obat-obatan untuk bisa tertidur, seperti penggunaan benzodiazepines, maka orang tersebut akan berisiko mengalami ketergantungan," papar Dr. Tracey Wade, profesor di Flinders University School of Psychology, seperti dikutip dari Vice.
ADVERTISEMENT
"Obat itu bukan hanya membuat badanmu butuh tidur lebih lama dari yang diperlukan, tapi perlahan menuntut dosis yang lebih tinggi dan lebih tinggi lagi untuk mendapatkan hasil yang diinginkan," lanjut Dr. Wade.
Obat penenang bahkan bisa membuatmu tidur selama 20 jam. Apakah dari 24 jam sehari waktu yang kamu miliki, rela kamu habiskan dengan tidur?
"Hal itu akan membuatmu terisolasi secara sosial, kamu tidak bisa berpartisipasi di banyak kegiatan karena kamu tidur. Dampaknya kemudian pada suasana hati dan bisa membuatmu merasa depresi," jelas Dr. Wade terkait bahaya dari Sleeping Beauty Diet.
Selain depresi, diet ala Putri Tidur ini bisa membuatmu mengalami eating disorder.
Tawaran untuk memilih "hidup" di tempat tidur memang sekilas menggoda, alih-alih pangeran tampan justru risiko depresi dan kekurangan nutrisi yang menanti.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Sleeping Beauty Diet (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sleeping Beauty Diet (Foto: Thinkstock)