Bahlil soal Luhut Ketua Dewan Ekonomi Nasional: Pikiran Besarnya Dibutuhkan

21 Oktober 2024 23:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan (tengah) mengikuti pelantikan menteri dan kepala lembaga tinggi negara Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, Senin (21/10/2024). Foto: Hafidz Mubarak A/ ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan (tengah) mengikuti pelantikan menteri dan kepala lembaga tinggi negara Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, Senin (21/10/2024). Foto: Hafidz Mubarak A/ ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Luhut Binsar Panjaitan dilantik menjadi Ketua Dewan Ekonomi Nasional di Kabinet Merah Putih yang dipimpin oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Golkar, Bahlil Lahadalia, menyebut Luhut merupakan senior di Golkar yang pemikirannya masih dibutuhkan.
"Saya yakin bahwa masih dibutuhkan pikiran-pikiran besarnya, saya punya keyakinan itu," kata dia ketika ditemui dalam kegiatan Tasyakuran HUT ke-60 Golkar di DPP Golkar pada Senin (21/10).
Bahlil menambahkan Luhut memiliki pemikiran yang bagus. Hal itu dinilai dibutuhkan negara.
"Pikiran besarnya adalah Pak Luhut punya pikiran yang bagus dan saya yakin negara masih membutuhkan," ucap dia.
Luhut sebelumnya tidak masuk dalam daftar 58 menteri dan pejabat setingkat menteri yang diumumkan Prabowo pada Minggu (20/10) malam. Namun pagi ini, Senin (21/10) ia hadir di Istana Negara mengikuti pelantikan. Ternyata Prabowo melantiknya sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional.
ADVERTISEMENT
Eks Menko Marves itu mengungkapkan alasannya kembali bergabung dalam kabinet.
"Presiden prabowo meminta membantu untuk tata kelola kita lebih baik karena tata kelola itu dengan digitalisasi saya kira itu bisa membuat kita lebih efisien," ujar Luhut usai pelantikan.
Menurut Luhut, berbagai program digitalisasi yang selama ini ia jalankan di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, juga dibutuhkan oleh Prabowo.
"Soft of revenue kita seperti e-katalog, simbara, simbara nikel, simbara untuk kelapa sawit dan juga government technology itu menjadi target Presiden Prabowo. Saya pikir kita lakukan," tuturnya.