Bali Dikepung Banjir Jelang G20, Koster: Sudah Aman Tidak Usah Dikhawatirkan

21 Oktober 2022 12:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bali Wayan Koster saat Groundbreaking PLTS di Tol Bali Mandara, Sabtu (5/3/2022). Foto: Jasa Marga
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bali Wayan Koster saat Groundbreaking PLTS di Tol Bali Mandara, Sabtu (5/3/2022). Foto: Jasa Marga
ADVERTISEMENT
Bali dikepung banjir menjelang perhelatan KTT G20 yang berlangsung pada November 2022 mendatang. Gubernur Bali Wayan Koster meminta hal ini tidak perlu dikhawatirkan karena banjir telah diatasi.
ADVERTISEMENT
"Enggak ada masalah, banjir sudah diatasi, aman. Untuk G20 Bali sudah aman tidak usah dikhawatirkan," katanya kepada wartawan, Jumat (21/10).
Koster mengatakan, Pemprov Bali telah melakukan langkah penanganan banjir dengan merelokasi rumah warga yang terdampak banjir bandang di Kabupaten Jembrana, Bali. Ada sekitar 20 rumah yang akan dibangun BNPB di tanah Pemprov Bali.
"Memang harus direlokasi karena itu kejadian banjirnya sering sudah beberapa kali terjadi. Dan ini berat kemarin, karena memang posisi tempat rumahnya di bawah jalan, itu tidak nyaman jadi sedang diupayakan, mudah-mudahan warga semua mau kita relokasi, sudah kita siapkan dan rumahnya akan dibantu oleh BNPB, "katanya.
Pemprov juga sudah menginstruksikan BMKG, BPBD dan Dinas PUPR juga saling berkoordinasi melakukan mitigasi bencana.
ADVERTISEMENT
"Dan mengimbau warga untuk berjaga-jaga terutama di wilayah yang rawan banjir, air bandang dan lain-lain, tapi saya kira kalau air bandang nggak lagi, ini terakhir,"katanya.
Sebelumnya, Walhi Bali mengatakan, pembangunan infrastruktur di Bali menjadi salah satu sebab terjadinya banjir. Walhi Bali juga menyoroti proyek pembangunan Tol Gilimanuk-Mengwi yang diperkirakan membabat ratusan hektare sawah.
Koster mengatakan, telah memperhitungkan analisis dampak lingkungan (amdal) sehingga proyek tersebut dinilai tidak menyebabkan bencana alam.
"Lhoo pembangunan pasti ada yang dikenakan, tapi sawahnya enggak banyak, cuma 200 hektare kalau enggak salah, tapi nilai ekonomi seluruh kawasan kan naik sekian kali lipat. Gak akan (ada bencana) ini kan sudah diperhitungkan dan wilayahnya ini bukan wilayah hulu, ini wilayah melintang beda kalau pembangunannya dilakukan di hulu itu bisa berbahaya, ini aman," katanya.
ADVERTISEMENT
Banjir di Bali disebabkan cuaca ekstrem dalam dua pekan belakangan. Ratusan warga mengungsi, rumah warga tertimbun longsor, dan lebih dari 7 jembatan putus. Bencana alam ini menelan 7 korban meninggal dan kerugian mencapai lebih dari Rp 6,6 miliar.