Baliho Puan dan Cak Imin Dinilai Hanya Promosi, Tak Cukup Kuat Bangun Reputasi

6 Agustus 2021 12:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Puan Maharani dan Cak Imin. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Puan Maharani dan Cak Imin. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Baliho tokoh politik mulai dari Ketua DPP PDIP Puan Maharani, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, hingga Ketum Golkar Airlangga Hartarto mulai meramaikan sejumlah daerah di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion Dedi Kurni Syah menjelaskan maraknya baliho ini menunjukkan upaya untuk mendongkrak popularitas.
"Pertama, promosi melalui baliho hanya penegasan saja bahwa mereka memerlukan popularitas," kata Dedi, Jumat (6/8).
Namun, Dedi menyesalkan maraknya baliho berbanding terbalik dengan hasil kerja para tokoh politik tersebut. Dan hal ini akan mendapat respons negatif dari masyarakat.
"Publik tentu akan menilai buruk jika baliho tersebar luas tetapi tidak miliki dampak kerja yang baik," ujarnya.
Baliho Puan Maharani di salah satu ruas jalan di Kota Mamuju, Sulawesi Barat. Foto: Adi Pallawalino/SulbarKini
Dia mencontohkan, sosok Puan dan Muhaimin atau Cak Imin. Sebab, keduanya dinilai kurang kuat membangun reputasi melalui kinerja mereka sebagai tokoh yang memiliki jabatan di legislatif.
"Puan dan Muhaimin misalnya, baliho keduanya hanya dinilai sebagai promosi, tetapi tidak cukup kuat membangun reputasi, " ujarnya.
ADVERTISEMENT
Namun, untuk Airlangga, baliho akan sedikit menguntungkan. Sebab, dengan fakta adanya pertumbuhan ekonomi, Airlangga selaku Menko Ekonomi dianggap akan berperan. Selain itu, Airlangga juga memegang jabatan sebagai Ketua KPCPEN.
"Airlangga sedikit diuntungkan, selain karena promosi bersumber dari kader, posisi Airlangga di pemerintah dapat dinilai hasil kerjanya. Semisal program ekonomi yang sejauh ini tampak membaik, maka baliho Airlangga dianggap sebatas menegaskan kinerja," ujarnya.
Baliho Mukramar V PKB yang bertuliskan Gus AMI (Abdullah Muhaimin Iskandar). Foto: Dok. PKB
Kendati demikian, Dedi menilai baliho hanya berkontribusi pada popularitas saja. Namun, tak berpengaruh signifikan untuk mengerek elektabilitas di 2024.
"Sebanyak apa pun baliho jika tidak didampingi hasil kerja, visi dan misi yang bagus, tidak banyak membantu," pungkasnya.