Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Bamsoet-Bahlil Bicara 3 Periode: Kepuasan Publik dan Analogi Sopir Berpengalaman
9 Desember 2022 10:45 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Wacana perpanjangan masa jabatan presiden maupun tiga periode sudah dikecam luas dan ditolak oleh Presiden Jokowi, termasuk peluang amandemen UUD 1945 sebagai jalan masuknya juga sudah ditutup.
ADVERTISEMENT
Namun, pembicaraan soal isu yang kontroversial itu masih bergulir. Ketua MPR Bambang Soesatyo menyinggung data survei Poltracking yang mengungkap kepuasan pada Jokowi trennya meningkat.
Survei dengan 1.120 responden itu menyebut ada 73,2 persen yang puas dengan kinerja Presiden Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin, yang tidak puas sebesar 19,0 persen.
"Pertanyaan pentingnya bagi saya bukan soal puas tidak puasnya publik, tapi apakah ini berkolerasi dengan keinginan publik untuk terus Presiden Jokowi ini memimpin kita semua? Artinya pemerintah hari ini 2 tahun lalu telah kehilangan kesempatan untuk bergerak karena Covid 2 tahun," ucap Bamsoet merespons survei, Kamis (8/12).
"Kemudian deras sekali pro kontra di masyarakat ada yang memperpanjang, ada yang mendorong 3 kali. Tapi terlepas itu saya sendiri ingin tahu keinginan publik apa?" imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, jika mengacu pada dinamika di Inggris, bukan perbaikan yang dicapai, justru tren ekonominya merosot tajam sehingga Inggris susah payah kembali akibat ekonomi yang sangat terpukul akibat perang Ukraina dan Rusia.
Bahlil Ibaratkan Presiden Sopir Mobil
Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, dalam kesempatan sama menyinggung soal perpanjangan jabatan presiden terkait dengan temuan survei kepuasan pada kinerja Jokowi-Ma'ruf.
Bahlil menyinggung berbagai capaian bidang ekonomi di bawah Presiden Jokowi di tengah ancaman krisis yang juga menghantui Indonesia. Tapi Jokowi bisa melalui tantangan itu.
"Terus bagaimana bisa mempertahankan ekonomi nasional? Hanya butuh stabilitas, butuh kepemimpinan yang kuat. Kalau coba-coba ya silakan aja supaya kita menanggung jawab semua," tutur Bahlil.
"Indonesia itu seperti jalan. Kalau dulu jalannya smooth, maka ibarat mobil Innova, sopir yang mau belajar dengan jalanan licin akan jalan baik. Tapi kondisi hari ini jalan berlubang dan di depan ada dua tikungan. Satu selamat dan satu masuk jurang," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, jika sopir baru belajar bikin sakit pinggang di mobil. Dan ketika sopir enggak mahir milih tikungan, yang masuk jurang bukan hanya mobil dan sopir, tapi semua penumpangnya akan masuk kalau sopir enggak hati-hati
"Gimana agar semuanya selamat? Ditanyakanlah kepada rumput yang bergoyang," ucap Bahlil.
Dikritik Demokrat
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, mengkritik pernyataan Bamsoet yang menyinggung perpanjangan masa jabatan presiden.
"Berhentilah menghembuskan angin sesat yang bisa membuat Presiden Jokowi terjerumus. Lebih baik para elite politik pendukung Jokowi, fokus membantu presiden menyelesaikan berbagai permasalahan negeri ini," ucap Herzaky, Jumat (9/12).
"Bagaimana kemiskinan bisa ditekan dan bisa turun drastis seperti di era pemerintahan SBY, selama 10 tahun dari 16 persenan bisa turun ke 10 persenan. Bukan seperti 8 tahun ini, dari 10 persenan hanya mampu menurunkan ke 9 persenan saja, dan itu pun dibanggakan setengah mati, sampai minta perpanjangan," imbuhnya.
ADVERTISEMENT