Bamsoet Kalah Sebelum Perang

4 Desember 2019 5:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
Drama panjang perebutan kursi Ketum Golkar antara Bambang Soesatyo (Bamsoet) dan Airlangga Hartarto, sudah berakhir. Jelang musyawarah nasional (Munas), Bamsoet justru memutuskan untuk mundur.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, Bamsoet sudah pernah menyatakan akan mundur dari pencalonan jika ia ditunjuk sebagai Ketua MPR. Namun, begitu jabatan itu ia dapat, Bamsoet justru tetap bersikeras maju.
Keputusan Bamsoet saat itu, lantas membuat suhu politik di Golkar kembali memanas. Hingga akhirnya, beberapa jam sebelum Munas Golkar dimulai, Bamsoet membuat kejutan dengan mengumumkan pengunduran dirinya sebagai caketum.
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Sebelum munas, Bamsoet terlebih dahulu bertemu dengan Airlangga dan Menko Maritim dan Investasi Luhut Pandjaitan di kantor Kemenko Maritim, Selasa (3/12). Dalam pertemuan itu, turut hadir Ketua Dewan Pembina Golkar Aburizal Bakrie.
Setelah bertemu ketiganya itulah, Bamsoet akhirnya mengumumkan pengunduran dirinya dari perebutan kursi ketum. Ia berharap, keputusannya itu bisa menjaga soliditas dan kekompakan Golkar demi menyongsong Pemilu 2024 dan Pilkada 2020.
ADVERTISEMENT
"Dengan semangat rekonsiliasi yang kita sepakati bersama, demi menjaga soliditas, keutuhan Golkar, saya menyatakan tidak meneruskan pencalonan saya sebagai kandidat Ketum Golkar," ujar Bamsoet di lokasi.
Merespons hal itu, saingan Bamsoet, Airlangga Hartarto mengaku bersyukur. Sebab, menurutnya, dengan mundurnya Bamsoet, Munas Golkar bisa berlangsung damai.
"Alhamdulillah statement Pak Bambang Soesatyo, munas mempersatukan kita, munas yang adem, yang betul-betul Golkar bisa jadi partai pendukung pemerintah, karena dalam situasi dinamika ekonomi politik global saat ini," beber Airlangga usai pertemuan tersebut.
Menurut Ketua Timses Bamsoet, Ahmadi Noor Supit, mundurnya Bamsoet sebenarnya tidak lepas dari campur tangan Presiden Joko Widodo. Ahmadi menduga, Jokowi memang ingin Bamsoet mundur agar Golkar tidak pecah.
"Kalau diteruskan (persaingan Bamsoet-Airlangga), partai ini pasti pecah. Kita yang utama partai enggak boleh pecah. Sebagai seorang Golkar sejati, walaupun sangat berat dengan tentu masih memikirkan demi Partai Golkar demi kebesaran Partai Golkar," ucap Ahmadi.
ADVERTISEMENT
Keinginan Jokowi ini, lantas dieksekusi oleh Luhut. Saat mengumumkan pengunduran dirinya, Bamsoet sempat berseloroh jika ia dilobi oleh Luhut dan Airlangga, serta Ical.
Namun, sumber internal Golkar menyebut, sebenarnya Bamsoet sudah bertemu dengan Luhut sebelumnya, tepatnya pada Senin (2/12). Dalam pertemuan itulah, Luhut melontarkan negosiasi agar Bamsoet mundur.
Bamsoet pun bersedia mundur dengan jaminan ia tetap menjadi Ketua MPR dan seluruh loyalisnya 'tertampung; di kepengurusan DPP Golkar. Setelah itu, kata sepakat pun terlontar.
(kiri-kanan) Luhut Binsar Panjaitan, Airlangga Hartarto, Bambang Soesatyo dan Aburizal Bakrie bersalaman di Menko Maritim. Foto: Moh Fajri/kumparan
Meski demikian, Luhut membantah jika ia terlibat melobi Bamsoet. Meski setuju jika Bamsoet mundur, namun ia mengaku saat itu hanya sekadar memberikan nasihat kepada juniornya saja.
"Kita boleh saja beda pendapat, kalau bicara kepemimpinan Golkar, kepentingan nasional, kita jadi satu. Saya puji Pak Bambang dan Pak Airlangga dengan kebesaran hati mereka," ujar Luhut.
ADVERTISEMENT
"Saya imbau teman-teman lain, ayo lah kita guyub," lanjut Luhut.
Sebenarnya, selain berbicara dengan Luhut, Bamsoet juga mendapat saran dari tokoh-tokoh senior lainnya. Misalnya, tokoh senior Golkar Akbar Tandjung, Ketum Pemuda Pancasila Yapto, dan Ketum Forum Komunikasi Putra-Putri ABRI (FKPPI) Ponco Sutowo.
"Pagi saya laporkan situasi ke Pak Ponco. Tadi malam sampai jam 12 saya di tempatnya Pak Yapto. Sebelumnya, di tempatnya Mas Boby (Plt Ketua SOKSI) dan juga Pak Akbar tadi pagi saya minta nasihat," ujar Bamsoet.
Setelah mendapat saran dari berbagai pihak itulah, Bamsoet akhirnya mantap untuk mundur. Ia berharap, dengan pengorbanan tersebut, Golkar bisa menjaga komitmennya mendukung pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.
"Inilah pengorbanan saya dan menjaga komitmen Golkar untuk pemerintahan Jokowi-Amin. Ke depan, tak ada kubu pro Bamsoet atau Airlangga, yang ada pro Indonesia Maju," pungkas Bamsoet.
ADVERTISEMENT