Bamsoet: Rangkulan Jokowi-Paloh Kembalikan Cuaca Politik yang Mendung

12 November 2019 13:47 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi dan Ketua Umum NasDem Surya Paloh saling berpelukan di puncak acara HUT ke-8 NasDem. Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi dan Ketua Umum NasDem Surya Paloh saling berpelukan di puncak acara HUT ke-8 NasDem. Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Momen rangkulan Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di acara HUT ke-8 NasDem, malam tadi, diapresiasi banyak pihak. Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamoset), menyebut momen itu mengembalikan iklim politik yang sempat mendung.
ADVERTISEMENT
"Dengan pertemuan dan rangkulan Presiden Joko Widodo dengan Bang Surya Paloh, apalagi disaksikan Ketua Umum PDI Perjuangan sekaligus Presiden RI-5 Megawati Soekarnoputri, mengembalikan kembali cuaca politik yang sempat mendung," ucap Bamsoet, Selasa (12/11).
Cuaca mendung dimaksud merujuk pada manuver Surya Paloh menemui Presiden PKS Sohibul Imam lalu berpelukan. Jokowi di acara Golkar sempat menyinggung pertemuan itu, hingga akhirnya diklarifikasi malam tadi dengan menyebut dia cemburu.
Pertemuan Presiden Jokowi, Ketum NasDem Surya Paloh, dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri di HUT NasDem. Foto: Dok. Bamsoet
"Sebagaimana disampaikan Presiden Joko Widodo, sebetulnya tidak ada yang salah dengan rangkul merangkul. Hanya saja Bang Surya Paloh sepertinya tidak menyadari, sebagai senior dalam perpolitikan di Indonesia, para juniornya seperti saya dan Presiden Joko Widodo maupun lainnya juga ingin dirangkul oleh beliau," ucap politikus Golkar itu.
ADVERTISEMENT
Selain Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Maruf Amin, di acara NasDem malam tadi, turut hadir Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS sekaligus Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, Sekretaris Jenderal PPP sekaligus Wakil Ketua MPR RI Asrul Sani, Presiden PKS Sohibul Iman, Ketua Umum PSI Grace Natalie, Ketua Umum PKPI Diaz Hendropriyono dan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Agus Yudhoyono.
Bagi Bamsoet, kembali cerahnya cuaca perpolitikan menandakan semangat maju dari para elite politik untuk gotong royong membangun Indonesia. Mengingat begitu banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan, dari mulai menghadapi potensi resesi ekonomi dunia, ledakan jumlah penduduk dunia, evolusi media sosial, hingga ketegangan geopolitik akibat Brexit maupun perang dagang Tiongkok dengan Amerika.
ADVERTISEMENT
"Berbagai banyak masalah dunia yang bisa berdampak kepada Indonesia. Karenanya jangan ditambah lagi dengan masalah yang datang dari internal dalam negeri. Jika para elite bisa rukun damai, akan memberikan teladan kepada rakyat bahwa dalam membangun bangsa butuh kerjasama dari semua pihak. Tidak boleh saling curiga, saling sindir, apalagi saling menjatuhkan," tutur Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menambahkan, etika politik perlu ditegakkan sehingga bisa menumbuhkan suasana politik yang demokratis yang bercirikan keterbukaan, bertanggungjawab, menghargai perbedaan, jujur dalam persaingan, kesediaan untuk menerima pendapat, serta menjunjung tinggi hak asasi manusia dan keseimbangan hak dan kewajiban dalam kehidupan berbangsa.
"Masalah potensial yang dapat menimbulkan permusuhan dan pertentangan diselesaikan secara musyawarah dengan penuh kearifan dan kebijaksanaan sesuai dengan nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur Pancasila," pungkas Bamsoet.
ADVERTISEMENT