Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Bamsoet: Tidak Semua Turis Rusia di Bali 'Brengsek' dan Tak Patuh Aturan
27 Maret 2023 11:07 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Gubernur Bali I Wayan Koster gerah dengan turis asing yang berulah di Bali. Termasuk turis Rusia dan Ukraina yang dia sebut ke Bali untuk menghindari perang.
ADVERTISEMENT
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo sempat berdialog dengan Komunitas Perwakilan Wisatawan Rusia di Bali, Minggu (26/3). Dia menjelaskan banyaknya warga Rusia yang datang ke Bali karena merasa nyaman untuk berwisata dan berlibur di Bali.
Jikalau ada turis Rusia yang berulah di Bali, kata Bamsoet, jumlahnya kecil dibanding total wisatawan Rusia yang datang ke Bali. "Jadi, tidak semua turis asal Rusia 'brengsek'," ucap Bamsoet, sapaannya, dalam keterangan tertulis, Senin (27/3).
"Imigrasi Ngurah Rai Bali mencatat dari bulan Januari hingga Maret 2023 jumlah wisatawan Rusia yang datang ke Bali di angka 43.622. Tingkat kunjungan turis Rusia masih menduduki peringkat kedua setelah Australia. Sementara, menurut catatan Polda Bali warga Rusia yang melakukan pelanggaran lalu lintas di Bali sekitar 56 pelanggar," imbuhnya.
Waketum Golkar itu meminta para wisatawan asing yang berlibur ke Indonesia, termasuk turis asal Rusia untuk mematuhi peraturan di Indonesia, baik hukum positif atau hukum adat. Karena, bila melanggar bisa dideportasi.
ADVERTISEMENT
"Saat ini kita banyak mendengar ada beberapa turis asing yang 'berulah' saat berada di Pulau Bali. Mulai dari melanggar lalu lintas, bekerja secara ilegal, hingga melanggar hukum adat. Kita minta agar semua wisatawan asing yang masuk ke Indonesia untuk mematuhi semua peraturan yang ada di Indonesia," ujar eks Ketua DPR itu.
Bamsoet menambahkan, terlepas dari pelanggaran yang dibuat turis Rusia, hubungan bilateral antara Rusia dengan Indonesia telah terjalin baik sejak 1956. Rusia telah menjadi salah satu mitra penting bagi Indonesia.
Hubungan kerja sama antara kedua negara juga berkembang dengan baik dan dinamis di berbagai sektor dan pada berbagai tingkatan. Rusia merupakan pasar potensial bagi Indonesia dan mitra dagang utama Indonesia. Kedua negara menargetkan agar nilai perdagangan kedua negara mencapai US$ 5 miliar dapat tercapai dengan peningkatan status kemitraan strategis.
ADVERTISEMENT
"Komoditas perdagangan Indonesia dan Rusia merupakan bahan baku manufaktur yang sangat dibutuhkan oleh kedua negara. Rusia dapat menjadi pasar alternatif bagi ekspor komoditas pertanian dan perkebunan Indonesia sejak pandemi Covid-19," urai Bamsoet.
"Terdapat kebutuhan impor Rusia yang tinggi akan sejumlah produk pertanian tertentu akibat sanksi ekonomi AS dan negara Barat, serta adanya perubahan pola konsumsi masyarakat Rusia," pungkasnya.