Beda Keterangan Kepsek dan Ketua Yayasan soal Bus Maut di Subang

14 Mei 2024 8:06 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wujud bus pariwisata Putera Fajar pasca kecelakaan di Subang, Jawa Barat.  Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Wujud bus pariwisata Putera Fajar pasca kecelakaan di Subang, Jawa Barat. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Yayasan SMK Lingga Kencana Depok mengaku tak tahu menahu terkait bus yang digunakan untuk perpisahan sekolah tersebut. Salah satu bus yang digunakan rombongan itu kecelakaan di Subang, Jawa Barat, 11 orang meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Ketua Yayasan Ujang Tadjudin mengatakan pemilihan bus menjadi kewenangan Will In Tour sebagai jasa travel yang digunakan pihak sekolah.
"Kalau itu kan kewenangan di travel, kita belum tahu. Belum sampai sana kita," sebut Ujang saat dijumpai di SMK Lingga Kencana Depok, Senin (13/5).
Terkait informasi soal bus yang digunakan rombongan tidak berasal dari Perusahaan Otobus (PO) yang sama, Ujang mengatakan pihaknya belum bisa memastikan.
"Justru kita belum tahu, kan kita di yayasan. Ada garis yang masing-masing kita punya kewenangan. Tapi secara hierarki, ada pelaporan selalu," tutur Ujang.
Sementara pemilihan travel dilakukan pihak sekolah.
"Itu kan orientasinya sekolah, sekolah itu mengangkat panitia kecil. Panitia kecil lah yang kerja sama dengan travel. Cuma kan kita mau lihat dulu sejauh mana langkah-langkah sekolah," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Yayasan Tak Tahu PO 3 Bus yang Dipakai Sama atau Tidak
Konferensi pers pihak Yayasan Kesejahteraan Sosial (YKS) yang menaungi SMK Lingga Kencana, terkait kecelakaan bus yang melibatkan rombongan pelajar dan guru SMK Lingga Kencana, Depok, Jawa Barat, Minggu (12/5/2024). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan
Pihak Yayasan Kesejahteraan Sosial (YKS) yang menaungi SMK Lingga Kencana tak bisa memastikan tiga bus yang mereka sewa berasal dari perusahaan otobus (PO) yang sama.
Bus nomor satu merupakan bus Trans Putera Fajar. Bus itu mengalami kecelakaan maut dan menewaskan 9 siswa dan 1 guru SMK Lingga Kencana, di Jalan Raya Kampung Palasari, Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5) malam.
Saat dikonfirmasi apakah PO yang digunakan sama dengan rombongan dua bus lainnya yang selamat, pihak yayasan YKS tak bisa memastikannya.
"Kami belum mengecek. Nanti kami akan koordinasikan dengan pihak kepolisian," ujar Bagian Informasi Yayasan YKS, Dian Nurfarida, dalam jumpa pers di SMK Lingga Kencana, Depok, Jawa Barat, Minggu (12/5).
ADVERTISEMENT
Kendati begitu, pihak yayasan meyakini bahwa PO yang digunakan aman.
"Sebenarnya, dari awal kami merasa yakin dengan PO ini. Kalau tidak yakin, kami tidak memberangkatkan bus ini," kata dia.
Keterangan Kepsek Beda dengan Yayasan
Kepala Sekolah SMK Lingga Kencana Depok, Sarojih, saat dijumpai di kantornya, Senin (13/5/2024). Foto: Thomas Bosco/kumparan
SMK Lingga Kencana Depok mengaku sudah dua kali menggunakan jasa travel Will In Tour untuk kegiatan sekolah. Acara kedua adalah perpisahan wisudawan kelas XII di Bandung yang kemudian terlibat kecelakaan di Subang, Sabtu (11/5) lalu.
Menurut Kepala Sekolah, Sarojih, acara pertama yang menggunakan jasa Will In Tour berjalan lancar. Hal itu yang membuat pihaknya mempercayakan kembali jasa travel tersebut untuk acara perpisahan di Bandung.
"Tahun yang pertama saya pernah ikut, dan itu hasilnya pun sangat memuaskan. Makanya di tahun ini kami pakai travel tersebut," kata Sarojih saat dijumpai di kantornya, Senin (13/5).
ADVERTISEMENT
Sarojih tak menjabarkan apa jenis acara pertama yang digelar menggunakan jasa Will In Travel. Namun jika dilihat dari akun YouTube travel tersebut, acara yang dimaksud kemungkinan adalah kunjungan industri di Bandung yang digelar 27-28 November 2023.
Sebelum acara perpisahan ini pun, Sarojih mengaku telah berpesan kepada pihak travel agar memberikan pelayanan terbaik. Setidaknya sama seperti pelayanan yang didapatkan pihak sekolah di perjalanan pertama pada tahun 2023 lalu.
"Di awal saya selalu membicarakan, tolong berikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan di tahun yang kemarin. Karena ini adalah untuk melayani anak-anak," tuturnya.
Untuk acara perpisahan ini, Sarojih menyebut, pihaknya meneken kontrak dengan pihak Will In Travel sebesar Rp 800 ribu per kepala, termasuk untuk mengurus transportasi menuju Bandung dan akomodasi. Sedangkan dalam wawancara sebelumnya, ia membenarkan jika per anak ditarik uang Rp 800 ribu.
ADVERTISEMENT
"Kemarin disepakati 800 ribu satu anak, tinggal diakumulasikan saja. Guru kita batasi 18 orang," jelas Sarojih.
"Karena kita kerja samanya dengan travel, Will In Travel ya, jadi kita kontrakin dengan Will In Travel," imbuhnya.
Total ada 122 orang yang ikut dalam acara perpisahan di Bandung itu. Jika dihitung manual, diperkirakan biaya total untuk acara ini mencapai Rp 85,4 juta.