Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Polrestabes Surabaya mengungkap modus kelompok sindikat joki online UTBK Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2022 asal Surabaya, Jumat (15/7).
ADVERTISEMENT
Kelompok sindikat ini berjumlah 8 orang yakni MJ (40), RHB (23), MSN (34), ASP (38), MBBS (29), IB (31), MSME (26), RF (20). Delapan pelaku tersebut memiliki perannya masing-masing.
Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Akhmad Yusep Gunawan mengatakan modus yang digunakan oleh sindikat menggunakan alat-alat elektronik digital yang dirancang khusus.
Jadi, di antara pelaku ada yang berperan sebagai peserta ujian. Kemudian, pelaku itu dipasangkan alat hasil rancangan gadget di beberapa bagian tubuh untuk menjawab soal tes UTBK.
"Jadi modus operandinya, para joki online setelah diberikan perangkat baik modem yang dipasang di kaki, kemudian airphone yang dipasang di telinga, kemudian scan yang ada di tangan," ujar Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Akhmad Yusep Gunawan dalam jumpa pers, Jumat (15/7).
ADVERTISEMENT
Dia menambahkan, pada saat peserta tes mengerjakan, ia menyalin soal dengan alat scan yang dipasang di tangannya kemudian dikirim kepada operator joki.
Setelahnya, operator joki menjawab soal yang didapat dan dikirimkan kembali ke peserta tes melalui mikrofon yang dipakai.
"Jadi mereka akan menscan soal yang di hadapannya, discan, kemudian dikirim ke operator sesuai dengan perangkat yang sudah siap. Jadi itu otomatis langsung ke operator di rumah atau lokasi sindikat ini," tambah dia.
Yusep mengungkapkan jaringan sindikat joki UTBK SBMPTN 2022 dapat beroperasi di beberapa kota. "Dia dapat mengendalikan dalam kota maupun luar kota artinya by digital," kata dia.
Dalam sekali beraksi, satu calon mahasiswa dipatok harga Rp 100 juta hingga Rp 400 juta. Jumlah itu tergantung jurusan atau program studi yang diinginkan calon mahasiswa di universitas negeri ternama.
ADVERTISEMENT