Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Belasan Ribu Kacamata Gratis untuk Anak Indonesia
21 Januari 2017 19:40 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
ADVERTISEMENT

Gadis kecil berambut ikal itu bernama Maya Klaritagarpenassy. Salah satu siswi berprestasi di SD YPPK Don Boscho Budhi Mulia, Merauke. Maya, begitu panggilan akrabnya, harus merelakan cita-cita menjadi seorang polisi wanita pupus begitu saja karena masalah kesehatan mata.
ADVERTISEMENT
"Aku ingin jadi polwan, tetapi ternyata mataku minus dua setelah diperiksa. Sekarang aku harus pakai kacamata dan pastinya tak bisa jadi polisi," ujar siswi kelas 5 SD itu.
Maya hanyalah satu dari jutaan anak Indonesia yang penglihatannya bergantung dengan kacamata. Berdasarkan data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia tahun 2013, sebanyak 6,6 juta anak Indonesia usia sekolah mengalami gangguan pada mata. Angka tersebut relatif cukup besar bila merujuk pada jumlah anak usia sekolah yang mencapai 66 juta.
Berangkat dari kondisi tersebut, PT Astra International Tbk menggagas sebuah gerakan pengentasan masalah kesehatan mata pada anak bernama "GenerAksi Sehat Indonesia" atau GSI. Program yang bekerja sama dengan PMI dan Kementerian Kesahatan ini telah dilaksanakan sejak Oktober 2014 dan masih terus berlangsung hingga Januari tahun ini.
ADVERTISEMENT

Selain di Jakarta dan sekitarnya, tim GSI juga melakukan perjalanan ke sejumlah daerah lainnya di pulau-pulau terluar Indonesia, seperti Atambua, Nunukan, Sabang, Entikong, Merauke, Rote, Natuna, dan Talaud. Dalam perjalananan tersebut, tim menemukan masih banyak anak-anak di sana yang tidak mendapatkan penangangan serius terkait kesehatan mata mereka.
“Di tiap-tiap kota, rata-rata sekitar 15% dari 300 anak-anak yang diperiksa mengalami kelainan mata yang cukup serius. Di Merauke misalnya, anak-anak yang mengalami minus mata besar mencapai 25%," ujar Kepala Divisi Kesehatan Rumah Sakit dan Sosial PMI Pusat, dr. Mochamad Arfan.
Permasalahan itu katanya, tidak hanya disebabkan oleh kurangnya asupan gizi (terutama sayuran yang mengandung vitamin A) pada anak, namun juga karena terbatasnya sarana dan prasarana pemeriksaan mata. Kesadaran orang tua untuk memeriksaan kesehatan mata anaknya sejak dini juga masih sangat rendah.
ADVERTISEMENT

Melalui program GSI, PT Astra International Tbk telah memberikan 15.654 kacamata gratis untuk anak-anak Indonesia. Selain itu, GSI juga mengajak masyarakat masyarakat melakukan social movement melalui berbagai aksi sehat seperti olahraga, konsumsi buah dan sayur, serta deteksi dini kesehatan mata.